>
anda sedang membaca...
Info

PROTES BRUTALITAS APARAT, MASSA DI MAKASSAR MENYERANG POS POLISI

Aksi protes di Makassar (26/12) terkait brutalitas polisi yang membunuh warga di Bima, sempat berubah menjadi amuk massa. Dalam protes yang diikuti lebih dari 300 orang, massa merusak pos polisi di Jalan Sudirman dan flyover, dengan melemparkan batu dan benda keras lainnya.

Sebelumnya, aksi yang menamakan diri Forum Rakyat Menggugat (Forgat) ini diawali sejak jam 11 dengan menggelar mimbar bebas di depan Monumen Mandala selama lebih dari tiga jam. Berbagai perwakilan organisasi memberikan pernyataan sikap dengan orasi bergantian.

Massa kemudian bergerak ke arah utara menuju Karebosi. Tepat di perempatan, massa secara spontan melempari pos polisi yang ada di ujung jalan. Sasaran pelemparan juga mengarah ke Bank BNI yang tepat berada di samping pos polisi. Barisan aksi menjadi tidak terkendali dan sempat terjadi keributan antara pengunjuk rasa.

Sasaran-sasaran perusakan pada umumnya adalah sarana kepolisian dan simbol-simbol kapitalisme seperti bank, dan simbol-simbol elit politik seperti baliho dan iklan politik. Pengunjuk rasa menyatakan bahwa apa yang terjadi di Bima dan di tempat lainnya disebabkan oleh semakin rakusnya kapitalisme mengeksploitasi lingkungan yang kemudian mengancam hidup masyarakat. Situasi ini ditopang oleh elit-elit politik dan didukung oleh institusi kepolisian. Menurut pengunjuk rasa, kejadian di Bima dimana polisi membunuh warga merupakan tindakan yang harus dilawan sampai ke akar-akarnya.

Rombongan kembali bergerak ke arah timur kota, melewati Jalan Mesjid Raya untuk menuju ke titik aksi berikutnya yakni flyover kilometer 4. Setelah tiba di bawah jembatan layang, pengunjuk rasa berkumpul di jalan. Pos polisi yang berada di sekitar lokasi aksi kembali menjadi sasaran lemparan.

Dalam aksi ini sikap yang disampaikan Forgat adalah memprotes keras brutalitas dan kekejaman polisi dalam aksi pendudukan Pelabuhan Sape, Bima. Untuk itu tuntutan warga Bima untuk mencabut Izin Usaha Tambang PT. Sumber Mineral Nusantara harus dilaksanakan sesegera mungkin, karena inilah penyebab kesengsaraan masyarakat Bima pada umumnya. Sebagai tindakan mendesak, Forgat mendesak agar seluruh polisi yang ada di Bima ditarik, hal ini untuk mencegah kejadian yang sama terulang dan mengembalikan situasi Bima kembali normal dari suasana yang mencekam akibat kehadiran aparat di lapangan.

Dalam aksi ini, satu orang pengunjuk rasa, Yayat (23 tahun), mahasiswa Unhas, ditangkap polisi. Dua orang lainnya sempat ditangkap oleh intel polisi, namun berhasil dicegah paksa oleh puluhan pengunjuk rasa lain yang melihatnya.

About barawera

Usir Tambang Pasir Besi di Wera!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Google photo

You are commenting using your Google account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: