Kisah sukses para alumni selalu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Perguruan Tinggi dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa di kampus almameternya. Salah satunya ialah Eduardus Ary Witjaksono.
Alumnus Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (FT Undip) angkatan 1988 ini berhasil meraih juara pertama pada Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung di Ibu Kota Negara (IKN) untuk kategori Desain Kompleks Perkantoran Yudikatif.
Sebuah konsep desain yang bernama Adil Ka’Talino, berhasil membawa Ary memperoleh juara pertama. Konsep ini dipilih karena marwah lembaga Yudikatif sesuai dengan falsafah warga setempat, yaitu Suku Dayak Kanayatn.
“Satu falsafah hidup itu adalah Adil Ka’Talino, yang artinya adil terhadap sesama (manusia). Ini mendukung dengan tujuan didirikannya Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial, untuk memperjuangkan keadilan. Sebetulnya ada 3 arti dalam satu rangkaian kalimat, itu Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata, yang artinya adil kepada sesama manusia, bercermin ke surga, nafas hidup itu berasal dari Tuhan. Tiga semboyan hidup masyarakat Suku Dayak Kanayatn dan sering dipakai sebagai salam pembuka dalam acara-acara resmi.” jelas Ary.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa desain masterplan Kompleks Perkantoran Yudikatif melambangkan simbol peradilan dengan keseimbangan yang seimbang dan telah diselaraskan dengan masterplan IKN yang telah dikompetisikan.
“Sudah ada guide-nya, jadi kompleks pengadilan ini ada di satu sumbu yang namanya Tri Praja (Trias Politica), satu garis itu ada, eksekutif di tengah, legislatif dan yudikatif mengapit di ujung – ujungnya. Jadi satu garis antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif, itu menjadi satu sumbu, dan kami menyusun desain materplannya itu melambangkan keadilan yang seimbang terhadap sumbu Tri Praja tersebut.” tuturnya.
“Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertua di Indonesia menjadi sumbu tengahnya, kemudian Komisi Yudisial dan Mahkamah Konstitusi diletakan disebelah kiri dan kanan sumbu Tri Praja, sehingga melambangkan keseimbangan.” lanjut lulusan Undip tahun 1994 itu.
Terinspirasi dari lokalitas daerah, khususnya daerah Kalimantan menjadi kekuatan tersendiri pada desain arsitektur yang Ary dan timnya buat. Tak mengejutkan jika ia dan timnya yang berada di bawah naungan PT. Airmas Asri menjadi juara pertama pada sayembara tersebut.
Lebih lanjut Ary berpesan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi, generasi yang akan datang diharapkan lebih terampil dari generasi sebelumnya. Dengan kemudahan teknologi sosial media, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan pribadi, khususnya arsitektur, karena dunia arsitektur juga terkait dengan kemajuan teknologi.
“Generasi yang akan datang harus lebih advance dari generasi sebelumnya. Mahasiswa juga perlu explore keluar, tidak hanya di daerah saja. Saya yakin dengan daya juang dan juga semangat untuk membuka wawasan itu bisa mencapai kesuksesan di masa mendatang. Dan Undip termasuk yang diperhitungkan, tentunya karena peran aktif dari dosen.” pungkas Ary.