Jabodetabekpunjur
Kawasan Metropolitan Jakarta Jabodetabekpunjur | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | DKI Jakarta Banten Jawa Barat |
Kota inti | Jakarta |
Daerah penyangga | Kabupaten Bogor Kota Bogor Kota Depok Kabupaten Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan Kabupaten Bekasi Kota Bekasi Kabupaten Cianjur |
Dasar hukum | Perpres No. 54 Tahun 2008 |
Zona waktu | UTC+7 (WIB) |
Kode telepon | +62 21 |
Jabodetabekpunjur[1][2][3] adalah sebuah akronim dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur, yaitu sebuah wilayah metropolitan Jakarta. Sebelum dibentuknya Kota Depok sebagai pemekaran dari Kabupaten Bogor, akronimnya adalah Jabotabek.
Definisi[sunting | sunting sumber]
Kawasan Jabodetabekpunjur mencakup wilayah administrasi:
- Jakarta Pusat
- Jakarta Barat
- Jakarta Selatan
- Jakarta Timur
- Jakarta Utara
- Kepulauan Seribu
- Kota Bogor
- Kabupaten Bogor
- Kota Depok
- Kabupaten Tangerang
- Kota Tangerang
- Kota Tangerang Selatan
- Kota Bekasi
- Kabupaten Bekasi
- Kota Cianjur
- Kabupaten Cianjur
Demografi[sunting | sunting sumber]
Dari seluruh penghuninya diperkirakan sebesar 9,9 juta orang tinggal di Jakarta, 4,5 juta orang di Bekasi, 5,8 juta orang di Tangerang, 5,8 juta orang di Bogor, dan 6,7 juta orang di Depok. Populasi ini meningkat setiap tahunnya dikarenakan besarnya urbanisasi dari seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia memproyeksikan bahwa populasi Jabodetabekpunjur akan mencapai 40 juta orang pada tahun 2016. Menurut statistik tersebut, Jakarta akan memiliki 18 juta orang dan daerah-daerah penyangganya memiliki 25 juta orang.
Pembagian Administratif | Wilayah (km²) | Populasi (2007 Untuk Jawa Barat) | Penduduk (/km²) |
---|---|---|---|
DKI Jakarta | 664,5 | 9,765,600 | 13,100 |
Kota Bogor, Jawa Barat | 118,50 | 900,034 | 40,168 |
Kota Depok, Jawa Barat | 200,3 | 1,689,772 | 7,053 |
Kota Bekasi, Jawa Barat | 210,5 | 2,340,831 | 9,904.6 |
Kota Tangerang, Banten | 164,5 | 1,753,249 | 9,342 |
Kota Tangerang Selatan, Banten | 210,2 | 1,455,037 | 4,600 |
Kabupaten Bogor, Jawa Barat | 3.440,74 | 4,816,236 | 1,254.4 |
Kabupaten Tangerang, Banten | 1.110,6 | 2,746,205 | 3,094 |
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat | 1.484,75 | 2,242,999 | 1,368.9 |
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat | 3.432,96 | 2.149.121 | 626,03 |
Wilayah Metropolitan Jabodetabek | 11.037,56 |
Padanan istilahnya dalam bahasa Inggris adalah Greater Jakarta yang berarti kawasan perkotaan yang terintegrasi dengan Jakarta. Populasinya pada tahun 2005 diperkirakan 18,5 juta orang, menempatkannya sebagai salah satu sepuluh besar wilayah metropolitan di dunia dan di Indonesia. Dan juga merupakan wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara.
Transportasi[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 2000, jumlah perjalanan di Jabodetabek sebanyak 29,2 juta perjalanan/hari. Persentase moda angkutan yang digunakan: bus 52,7%; mobil pribadi 30,8%; sepeda motor 14,2%; dan kereta api 2%. Gejala komuter dari Bodetabek ke Jakarta sangat bergantung pada fasilitas kereta rel listrik dan jaringan jalan tol. Saat ini antara Jakarta dengan wilayah Botabek telah dihubungkan oleh beberapa jaringan jalan tol, antara lain:
- Jalan Tol Cawang - Bogor - Ciawi
- Jalan Tol Depok-Antasari
- Jalan Tol Cawang - Cikampek
- Jalan Tol Tomang - Merak
- Jakarta Inner Ringroad (Lingkar Dalam Kota)
- Jalan Tol Pluit - Bandara Soekarno-Hatta
- Jalan Tol Jakarta Outer Ringroad (Lingkar Luar Kota)
- Jalan Tol JORR - Serpong sepanjang 15 km
Peruntukan Wilayah[sunting | sunting sumber]
Sejak tahun 1977, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan bahwa wilayah Bodetabek sebagai wilayah penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung semua aktivitas pemerintahan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan hal tersebut pemerintah mulai mengatur pembangunan dan peruntukan wilayah di Jabotabek. Untuk aktivitas pemerintahan, tetap dikonsentrasikan di wilayah Jakarta Pusat. Pada tahun 1995, Presiden Soeharto pernah berencana untuk memindahkan pusat pemerintahan negara ke daerah Jonggol[butuh rujukan] di kabupaten Bogor. Tetapi ide tersebut tidak dapat terlaksana dikarenakan krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997.
Untuk industri, pengembangan dikonsentrasikan di kawasan Cibitung dan Cikarang (Kab. Bekasi) serta Cikupa (Kab. Tangerang). Untuk permukiman, pengembang-pengembang besar banyak membangun kota-kota satelit yang dilengkapi dengan sarana pendukung kota seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan tempat hiburan. Kota-kota satelit ini banyak berkembang di Kota Bekasi, Kota Tangerang, Serpong (Kota Tangerang Selatan),Kota Depok dan Kawasan Cibubur.
Referensi[sunting | sunting sumber]
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
- (Indonesia) Pemerintah Siapkan 3 Kawasan Kota Metropolitan Baru
- (Indonesia) Pemerintah Siapkan 3 Kota Metropolitan Baru
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Jabodetabek. |
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 10.647.383 | Jabodetabekpunjur |
7 | Palembang | Sumatra Selatan | 1.581.651 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 2.917.688 | 8 | Bandar Lampung | Lampung | 1.179.627 | |||
3 | Medan | Sumatra Utara | 2.499.838 | 9 | Batam | Kepulauan Riau | 1.071.231 | |||
4 | Bandung | Jawa Barat | 2.440.717 | 10 | Pekanbaru | Riau | 910.661 | |||
5 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.671.001 | 11 | Padang | Sumatra Barat | 898.237 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.667.131 | 12 | Malang | Jawa Timur | 847.391 | |||
Sumber: Kemendagri 2018 (tidak termasuk kota satelit) |