Kali ini saya akan menceritakan pengalaman yang menurut saya cukup pantas untuk dijadikan cerita tersendiri. Yaitu pengalaman saat akan mengklaim garansi untuk TV dengan merk Polytron. Biasanya saat akan mengklaim garansi terutama elektronik saya ada perasaan khawatir terutama kalau ternyata ada hal-hal yang tidak dapat dimasukkan dalam klaim garansi. Karena itulah saat sedang mengklaim garansi TV ini saya juga merasakan perasaan yang sama.
Pengalaman ini dimulai dari TV yang baru saja saya beli 5 bulan yang lalu mengalami masalah. Memang saya sudah percaya pada merk Polytron sejak dahulu karena memang sebelumnya sempat membeli TV dengan merk yang sama. TV tersebut bahkan masih bisa digunakan setelah 10 tahun lamanya. Namun karena sudah 10 tahun tentunya saya ingin ganti TV dengan model yang baru dan lebih modern. Sebelumnya memang sudah pernah beli TV dengan merk yang lain tapi baru dipakai 5 tahun ternyata sudah rusak saja. Karena itulah sekarang saya kembali membeli TV dengan merk Polytron ini dengan harapan akan awet seperti TV yang lama.
Namun ternyata saat baru dipakai 5 bulan saja, ada masalah yang terjadi. Saat itu TV yang sedang digunakan oleh istri untuk menonton sinetron kesayangannya, tiba-tiba saja mati dan mengeluarkan bunyi “taak” cukup keras. Setelah saya coba untuk hidupkan kembali tetap tidak bisa. Akhirnya saya menyerah dan memutuskan untuk membawanya ke service center saya karena memang masih berada dalam masa garansi.
Setelah googling ternyata ada service center di daerah Cikarang. Akhirnya saya persiapkan semua dokumen yang dibutuhkan seperti kwitansi pembelian serta kartu garansinya. Kedua dokumen itu memang syarat utama untuk melakukan klaim garansi barang apapun jadi saya sarankan pada semuanya untuk selalu menyimpan semua dokumen tersebut dengan rapi, untuk berjaga-jaga jika memang akan melakukan klaim di kemudian hari. Kemudian saya juga memasukkan kembali TV tersebut ke dalam kardus aslinya agar lebih mudah dibawa keesokan harinya. Memang tidak wajib untuk menyimpan kardus aslinya, namun ini hanya kebiasaan saya saja. Karena memang kardus asli tersebut lengkap dengan gabus pelindung sehingga TV akan lebih aman jika dibawa kemana-mana.
Keesokan harinya saya pun langsung menuju ke service center sesuai dengan alamat yang saya temukan dari google. Setelah sempat putar-putar mengikuti google map akhirnya saya menemukan service center yang dicari. Ternyata tempatnya ada di dalam kompleks pabrik Polytronnya langsung. Saya pun langsung semangat, karena tentunya jika service center tersebut berada di pabrik, akan lebih mudah dan tidak banyak masalah yang dihadapi. Saya juga bertanya pada security yang menjaga pabrik tersebut yang langsung memberi tahu dimana lokasi service centernya. Tanpa ba bi bu lagi, saya pun langsung menuju ke service center dengan percaya diri sambil membawa TV besar dengan cukup repot.
Saat masuk ke dalam ruangan, langsung saja disambut oleh customer service yang ramah dan penuh senyuman. Saya pun langsung mengungkapkan maksud kedatangan saya untuk menservice TV yang baru saja saya beli tersebut namun tiba-tiba mati. Petugas pun mengecek semua dokumen yang saya bawa dan langsung menyatakan kesanggupannya. TV pun langsung dibawa ke teknisi untuk diservice dan saya disuruh menunggu di tempat duduk yang sudah disiapkan sambil disuguhi minuman dingin.
Saat bertanya kepada petugas kira-kira akan makan waktu berapa lama untuk service tersebut ternyata waktunya tidak lama. Petugas berkata kalau service di tempat maka bisa dilakukan dalam waktu 2 jam saja. Namun jika kita ingin service di rumah, maka petugas akan datang dalam jangka waktu 3 hari. Saya baru tahu kalau ternyata ada layanan service dirumah, namun karena sudah terlanjut datang ya sudah.
Ternyata waktu servicenya lebih cepat dari yang diperkirakan. Bahkan belum sampai satu jam saya pun sudah dipanggil oleh petugas untuk mengambil TV yang sudah selesai disservice. Saya pun bisa langsung membawanya pulang dan tidak perlu membayar biaya sama sekali. Inilah sebabnya kenapa saya ingin menceritakan pengalaman pengalaman mengklaim garansi untuk TV Polytron yang mudah sekali.
Akhirnya beberapa hari yang lalu tepatnya di hari Sabtu malam saya dan istri menyambangi OJJU. Lokasinya tidak begitu jauh dari rumah kami yakni di Mall Kota Casablanca. Sengaja tidak mengajak buah hati kami karena takut kelamaan antrinya. Jadi ceritanya kami berasa pacaran lagi. Ternyata antrinya pakai nomor antrian. Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya dipanggil juga nomor kami. Pelayan menyodorkan papan menu dan segera kami pilih-pilih.
Sebetulnya Xiaomi Redmi Note 5A sendiri ditawarin dengan 3 versi RAM berbeda, yang saya beli ini versi RAM 2GB dengan memori 16GB. Lalu 2 versi lainnya yaitu RAM 3GB dengan memori 32 GB dan memori 64GB.
Awalnya saya sempat ragu, apa benar minuman Fiforlif ini dapat menurunkan berat badan sesuai dengan yang saya inginkan serta mampu membuat bentuk tubuh menjadi lebih langsing. Pasalnya saya sudah mencoba berbagai macam produk pelangsing dari pil sampai minuman serbuk, namun tetap saja hasilnya nihil. Apalagi di pasaran ada banyak sekali mereka yang menawarkan produk-produk diakui dapat melangsingkan perut buncit, tetapi sesudah lama mengonsumsi tidak ada hasil. Uang sudah terlanjur dihabiskan buat beli produk-produk itu.
Mesin yang bisa dipakai biasanya seperti Epson, Mutoh, Mimaki, Canon, Roland, dan Hp. Printer wide format semacam Vutek, Nur, Scitex, dan Myjet juga sering digunakan. Printer desktop yang sering kita lihat, yaitu Epson R230 juga bisa dikategorikan sebagai digital printing jenis ini. Selain itu, untuk ada 3 jenis tinta yang biasanya dibedakan:
Awalnya tangan saya yang sering kesemutan secara tiba-tiba atau setelah nyetir mobil atau motor dengan jarak cukup jauh. Tapi saya diamkan saja karena saya kira hanya karena terlalu lelah bekerja saja. Namun lama kelamaan tangan menjadi sering sakit. Rasanya sangat linu dan menjalar hingga kaki. Saat kaki terasa sakit,untuk jalan saja saya merasa kesulitan akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter langganan.
Alamat restoran Dapur Babah ini berada di jalan Veteran 1 Nomor 18-19 jadi lumayan dekat dengan tempat tinggal saya di Jakarta. Restoran ini menyuguhkan berbagai macam makanan khas peranakan. Setibanya di Dapur Babah, saya merasakan suasana seperti toko-toko China karena restoran ini identik dengan warna merah dan hitam. Saya disambut dengan toples berisi kue kering di dekat pintu masuk. Kue-kue ini merupakan buatan dari Dapur Babah yang dapat dibeli alias homemade. Jadi karena penasaran juga rasanya, saya sekalian beli untuk mencobanya, saya membeli 2 toples kue untuk oleh-oleh di rumah dan ternyata harga makanan di Dapur Babah ini tidaklah semahal tampilannya. Kamu bisa membuktikan sendiri. 
Perjalanan saya mulai pada hari Jumat pagi dengan menaiki kereta pagi Argo Parahyangan dari stasiun Gambir menuju stasiun Bandung. Karena selisih harga tiket antara kelas ekonomi dan eksekutif cuma 20 ribu jadi saya pilih yang eksekutif dengan harga 100 ribu. Perjalanan sekitar 3 jam-an berangkat jam 08.45 sampai stasiun Bandung jam 12.05. Sesampainya di stasiun Bandung saya langsung cari ojek menuju ke Jalan Setia Budhi. Udah lihat-lihat review-nya dan nemuin informasi kalau di Jalan Setia Budhi banyak banget tersedia penginapan dan hotel dari kelas melati sampai berbintang lima. Karena saya memang mau liburan kali ini nggak menghamburkan uang banget saya pilih penginapan yang standar aja dengan harga 175 ribu udah dapet sarapan gratis. 