-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Fatma Tampar Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Jaka Hajar Para Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Siksaan Buat Jaka
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dika...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Kompeni Sukses Bunuh H Abdullah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Jaka Sukses Kalahkan Jawara Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dika...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Penjajah Kalah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis ...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Ditembak Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Ketakutan Masyarakat
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - Pertandingan Tidak Adil
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dika...
published: 13 May 2015
-
Rhoma Irama | Jaka Swara - H. Abdullah Usir Antek Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan P...
published: 13 May 2015
1:14
Rhoma Irama | Jaka Swara - Fatma Tampar Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Fatma_Tampar_Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 58567
2:06
Rhoma Irama | Jaka Swara - Jaka Hajar Para Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Jaka_Hajar_Para_Kompeni
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 136136
3:03
Rhoma Irama | Jaka Swara - Siksaan Buat Jaka
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Siksaan_Buat_Jaka
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 103960
3:58
Rhoma Irama | Jaka Swara - Kompeni Sukses Bunuh H Abdullah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Kompeni_Sukses_Bunuh_H_Abdullah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 195594
1:29
Rhoma Irama | Jaka Swara - Jaka Sukses Kalahkan Jawara Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Jaka_Sukses_Kalahkan_Jawara_Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 605039
4:13
Rhoma Irama | Jaka Swara - Penjajah Kalah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Penjajah_Kalah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 356373
1:57
Rhoma Irama | Jaka Swara - Ditembak Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Ditembak_Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 18970
0:40
Rhoma Irama | Jaka Swara - Ketakutan Masyarakat
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Ketakutan_Masyarakat
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 117794
1:36
Rhoma Irama | Jaka Swara - Pertandingan Tidak Adil
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_Pertandingan_Tidak_Adil
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino Makasutji, Ade Irawan,
Simon Cader, ME Zainuddin, Ferry Octora
Penata Musik : Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Rating : **
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 120570
2:34
Rhoma Irama | Jaka Swara - H. Abdullah Usir Antek Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto J...
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
https://wn.com/Rhoma_Irama_|_Jaka_Swara_H._Abdullah_Usir_Antek_Penjajah
JAKA SWARA
Tahun : 1990
Produksi : PT Firman Mercu Alam
Produser : Budhi Sutrisno
Sutradara : Lilik Sudjio
Cerita : Djair/Nurhadie/Irawan
Skenario : Darto Joned
Pemain : Rhoma Irama,Camelia Malik, Piet Pagau, Gino
Makasutji, Ade Irawan, Simon Cader, ME Zainuddin,
Ferry Octora
Penata Musik: Rhoma Irama
Durasi : 109 menit
Sinopsis :
Ayah Fatma, gadis cantik, tewas ditembak Portugis, saat Fatma masih kecil. Suatu hari, Fatma dipertemukan dengan Jaka Swara, anak Haji Abdullah. Kedua anak kecil itu menjadi akrab. Abdullah memberi mereka masing-masing satu buah kalung yang saling melengkapi, Kalung Bulan untuk Fatma, dan Kalung Bintang untuk Jaka. Abdullah terlibat dengan bentrokan melawan sekelompok Portugis. Pimpinan Portugis marah besar, karena anak buahnya dikalahkan Abdullah. Keesokan harinya Abdullah diserang oleh orang-orang Portugis. Abdullah dan istrinya tewas ditembak oleh John Da Costa, sedangkan Fatma dibawa oleh kelompok penjajah. Meski tak secara langsung, Jaka tahu, karena melihat rumahnya dibakar. Di Markas portugis, Fatma dijadikan penari Jaipong, sementara Jaka ditempa dengan ilmu silat Garuda Putih di sebuah perguruan. Waktu terus berlanjut, keduanya kini telah dewasa. Jaka diperintah gurunya untuk mengembara menegakkan amar ma’ruf nahimungkar. Di perjalanan Jaka melihat seorang wanita di atas kereta yang tidak bisa mengendalikan kudanya, khawatir wanita tersebut terjatuh, Jaka berlari menolongnya. Kebetulan, wanita itu adalah Fatma. Pertemuan itu diketahui juga oleh kelompok John Da Costa. Suatu ketika karena menguasai ilmu silat papan atas, Jaka berhasil membunuh John kemudian melarikan diri setelah tertembak kakinya. Meski segala cara telah dilakukan, Portugis tidak menemukan Jaka. Akhirnya Portugis putar otak,terbersit pemikiran untuk memancing Jaka dengan umpan Fatma. Jaka tertangkap, dan disuruh bekerja paksa. Suatu hari, Jaka tidak tega melihat temannya disiksa oleh mandor, dipukulnya mandor itu. Perbuatan Jaka diketahui oleh Simon, anak John. Simon menantang Jaka bertarung melawan jago-jago silat beberapa hari kemudian. Sebelumnya, Jaka dipenjarakan tanpa diberi makan. Saat hari pertarungan tiba, ada lima orang yang lolos saringan untuk bertarung. Jaka termasuk salah satu peserta yang masih berada di penjara. Saat pertarungan digelar, Jaka berhasil meloloskan diri dan langsung menuju arena pertarungan. Suasana jadi kacau, karena Simon tidak menghendakinya. Lantas terjadi kerusuhan, antara kelompok Simon dengan rakyat. Dalam pertarungan satu lawan satu, Jaka berhasil mengalahkan Simon. Kemenangan ini disambut gegap-gempita oleh rakyat,karena Jaka berhasil menyingkirkan musuh rakyat.
- published: 13 May 2015
- views: 71254