Sebuah tindakan tanpa kompromi telah ditunjukkan oleh masyarakat Lambu, Bima – Nusa Tenggara Barat, bagaimana mereka menolak tanah dan kehidupan mereka ditukar oleh mesin-mesin tambang serta mimpi tentang emas. Sebuah sikap pemberani yang tidak hanya hidup di atas teks, namun mekar dan meluap menjadi badai kemarahan di pinggir laut, di pelabuhan Sape. Dan kini, keberanian itu telah diserang oleh kaki tangan penguasa dan pemilik modal. Dengan brutal, seperti yang sering mereka lakukan.Kami menyampaikan rasa duka kami yang mendalam kepada mereka tewas dalam perjuangan, juga rasa marah kepada negara dan kapital atas tindakan yang mereka tempuh menghadapi jiwa ksatria kalian, para petani sederhana dari Lambu. Juga rasa persaudaraan yang hangat, dari kami yang hanya mampu bersembunyi di balik terang lampu kota dan kehidupan urban yang menyedihkan. Kami menundukkan kepala penuh haru kepada para petani, kombatan sosial di Bima yang telah menunjukkan satu bukti lagi: tindakan selalu jauh revolusioner dibanding tulisan.
Ini pelajaran berharga bagi semua dari kami untuk kembali bermain dengan kemarahan kami agar menjadi energi untuk serangan balik kepada negara dan kapital.
Dan kepada semua orang yang mendengar tentang kemuakan warga Bima dan keteguhannya pada penolakan terhadap tambang. Kepada semua pemilik telinga yang telah mendapat kabar tentang serangan brutal polisi yang memaksa bubar mereka yang sedang menduduki pelabuhan Sape. Kepada setiap hati yang masih memiliki cinta untuk hidup tanpa dominasi dari negara dan kapital. Kepada setiap pemberontak yang bersembunyi di kegelapan.
Keluarlah dan tunjukkan solidaritasmu, dengan cara apapun dan di manapun. Masing-masing orang yang hari ini merasa geram terhadap penindasan, mestilah mengirim tanda bahwa para petani pemberani di Bima tidak sendirian. Lakukan sendiri atau ajak mereka yang ada di sekelilingmu. Terus ceritakan kabar ini dan janganlah lupa. Nyalakan api di dalam hatimu dan biarkan itu menghangatkanmu saat gelap malam menjadi selimutmu.
Kuatkan dirimu, dan teruslah jaga kebencianmu terhadap negara dan kapital. Tetaplah curiga dan awas terhadap media dan informasi yang mereka nyanyikan di otakmu. Jadikan setiap pembangkang sebagai saudaramu dan ingatlah bahwa pemberontakan selalu mengubah seorang budak menjadi merdeka, sesingkat apapun waktunya.
Panjang umur penolakan tambang !!!
Panjang umur petani Bima !!!
Panjang umur aksi langsung !!!
Oknum Pemerintah jang bertindak biadab, jangan bertindak semaunya. Sepertinya si ‘Oknum’ pemerintah ini sudah kena suap oleh kaum kapitalisme.
seruan solidaritasnya gak selesai tuch.. di update lagi..
cek di NEGASI di: http://negasi-negasi.blogspot.com/2011/12/bentrok-di-pelabuhan-sape-seruan.html