Jika pertanyaan ini diajukan kepada penjual asuransi, jawabannya pasti “PERLU!”, alasannya bukan karena memang perlu, tapi karena sudah menyangkut periuk nasi si penjual asuransi. Sebagai konsumen tentunya kita tidak dapat percaya begitu saja. Jawaban sebenarnya adalah “BELUM TENTU”. Karena bisa jadi ada risiko-risiko yang sebenarnya tidak perlu diasuransikan.
Tak jarang pula saya menemui orang yang dengan semangat membeli berbagai jenis asuransi dari A sampai Z dalam rangka ‘membenahi keuangan keluarga’. Namun bukan keuangan keluarga yang terbenahi, tetapi justru hanya menambah beban pengeluaran.
Sekadar untuk ilustrasi dalam pembahasan kali ini, anggaplah ada sebuah risiko yang nilainya sebesar Rp 1 juta. Probabilitas terjadinya risiko ini dalam satu tahun adalah 1%. Atau dengan kata lain, dari 100 orang, dalam satu tahun ada 1 orang yang mengalami risiko tersebut. Untuk mengatasi risiko ini, 100 orang tersebut mengumpulkan uang masing-masing sebesar 1% x Rp 1 juta = Rp 10 ribu per tahun. Dana yang terkumpul adalah sebesar Rp 1 juta, yang kemudian akan diserahkan kepada satu orang yang mengalami risiko tersebut.
Read the rest of this entry »