Cukup sekali mengatakannya. Aku sendiri tak tahu batas takutku sampai mana. Apakah dari Minggu menuju Senin sementara pekerjaan belum selesai? Apakah dari siang ke malam sementara sore saja aku ngos-ngosan? Atau apakah dari ujung kesadaran sampai lelapnya tidur sementara jiwaku teler entah di mana?
Sekali mengatakannya. Aku tak pernah paham logikaku terukur sampai seberapa jauh. Apakah dari satu sampai tak terhingga sementara yang diajarkan selalu nol dan satu? Apakah dari jalan ini dan kemudian lurus saja sementara ada keinginan untuk berbelok ke sana? Apakah dari mula ke ujung sana sementara putus di tengahnya? Ah, aku salah. Aku berulang kali mengatakannya.