Cari Blog Ini

Jumat, 09 November 2018

Belajar dari Perusahaan

Khotbah Jumat ini di MBT KP DJBC terasa istimewa, karena khotibnya nawak ewed. Kawan sendiri, salah seorang senior di kantor. Pejabat fungsional di Direktorat Audit yang juga merupakan senior Maharema. Juara lomba dakwah (atau lomba khotbah ya?) pada dua Ramadhan yang lalu, kalau tidak salah. Tema khotbahnya pun istimewa. Tak ada istilah kearab-araban yang biasa menjadi judul atau tema khotbah. Melainkan temanya terdengar sangat sederhana. Belajar dari Perusahaan. Bagaimana isinya? Monggo disimak sedapetnya poin yang diingat penulis.

Kamis, 25 Oktober 2018

Kakasi Bersama Ustadz Bendri

Alhamdulillah sudah kembali ngantor, dan bisa ikut kakasi (kajian Kamis siang) di MBT KP DJBC. Siang ini pematerinya Ust. Bendri Jaisyurrahman, pakar parenting. Membahas tema tematik sejak beberapa pertemuan lalu, yakni tentang mempersiapkan anak usia akil baligh. Monggo disimak beberapa catatan yang tidak dicatat seingat penulis:

Selasa, 23 Oktober 2018

Sepenggal Cerita dari Skripsi (2): Pilih Pembimbing

Oke, lanjutan artikel sebelumnya. Setelah menemukan ikigai untuk tema skripsimu, berikutnya adalah memilihpendamping yang tepat. Oke, tentunya bukan pendamping dalam hal suami/istri ya, tapi dosen pembimbing. Gimana sih menemukan dosen yang tepat?

Senin, 15 Oktober 2018

Sepenggal Cerita dari Skripsi (1): Ikigai

Bagi mahasiswa, skripsi adalah suatu kata sakral yang seringkali digambarkan sebagai lawan terakhir yang harus dihadapi sebelum meraih gelar sarjana. Banyaknya kisah 'seram' dari senior tentang skripsi seringkali menciutkan nyali mahasiswa yang baru memasuki semester akhir, seolah skripsi ialah suatu momok yang harus ditakuti. Benarkah demikian?
Sehubungan dengan telah lulusnya penulis dari masa pendidikan tugas belajar (yeeeaay!!! ups, alhamdulillah maksudnya), maka penulis berkehendak untuk membagikan sedikit tips mengenai pengerjaan skripsi, yang semoga bermanfaat bagi para mahasiswa (utamanya mahasiswa TB ya), baik semester akhir maupun semester berapapun yang sudah membayangkan skripsi. check it out Guys!

Jumat, 25 Mei 2018

Lomba Kisah Inspiratif Ramadhan



Alhamdulillah, kali ini penulis berhasil meraih juara dua pada lomba kisah inspiratif yang diadakan oleh Panitia Ramadhan 1439H Dewan Kemakmuran Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebenarnya yang ditulis adalah kisah lama bersemi kembali, cuma gaya bahasanya diubah sedikit. Berikut kisahnya:

Kamis, 17 Mei 2018

Catatan Ramadhan Hari-1

Alhamdulillah ya Pembaca sekalian, Allah masih panjangkan usia kita hingga masih bisa bertemu dengan Ramadhan tahun ini. Setelah lama vakum padahal udah janji mau produktif nulis lagi, kali ini Si Gundul akan mencoba memposting ilmu yang didapat dari berbagai kajian. Kali ini dari kajian ba'da isya di Mushola An-Naimah dekat kontrakan. Bismillah, berikut beberapa poin yang penulis sempat catat, dan semoga bermanfaat.

Rabu, 09 Mei 2018

Tentang Sholat

Sedikit catatan dari ceramah Aa Gym pada acara Tarhib Ramadhan 1439 H di Masjid Baitut Taqdis, Pusdiklat Bea  dan Cukai, 9 Mei 2018. Banyak topik yang dibahas, tapi pada postingan ini akan penulis fokuskan pada tema sholat. Berikut poin-poin penting yang berhasil penulis tangkap:

Minggu, 14 Januari 2018

Saat Sedang Diuji


Saat sedang diuji dan terasa berat ujian itu, ingatlah bahwa banyak di luar sana, lebih berat ujiannya
Saat sedang diuji dan terasa penat hati ini, ingatlah masa-masa bahagia yang pernah ada
Saat sedang diuji dan terasa 'ada yang salah di diriku', ingatlah bahwa mungkin itu cara-Nya membuatmu ingat kembali pada-Nya
Saat sedang diuji dan lalai kita bahwa ini semua ujian, itulah celaka yang sebenarnya

Sakit adalah ujian, yang semua tahu itu, meski tak semua bersabar atasnya
Namun sehat adalah juga ujian, yang banyak orang lalai karenanya
Miskin adalah ujian, yang semua tahu itu, meski tak semua bersabar atasnya
Namun kaya adalah juga ujian, yang banyak orang lalai karenanya
Kegagalan adalah ujian, yang semua tahu itu, meski tak semua bersabar atasnya
Namun kesuksesan adalah juga ujian, yang banyak orang lalai karenanya
Kesusahan adalah ujian, yang semua tahu itu, meski tak semua bersabar atasnya
Namun kesenangan pun adalah juga ujian, yang banyak orang lalai karenanya

Kembalikan segala sesuatu pada-Nya, karena hanya kepada-Nya lah segala sesuatu akan kembali, baik kau percaya maupun tidak
Karena bagi yang mengaku beriman, tidak lah Dia membiarkan pengakuan keimanan itu tanpa ujian, baik kau percaya maupun tidak
Karena bagi yang telah hilang iman, tidak lah Dia akan melupakan itu tanpa balasan, baik kau percaya maupun tidak
Karena bagi Yang Maha Menciptakan dan Menguasai Segalanya yang Bisa Kau Sebutkan, tak satupun perbuatan terlewat tanpa perhitungan, tak satupun perhitungan terlewat tanpa balasan, tak satupun balasan terlewat tanpa memenuhi rasa keadilan, baik kau percaya maupun tidak

credit to this site

Senin, 25 Desember 2017

2 Tahun Lalu

2 tahun lalu
sekitar pukul sepuluh
kuucap kalimat sakral itu

2 tahun lalu
kita sah di hadapan penghulu
keluarga dan saksi menangis haru

2 tahun lalu
kita tandatangani buku kecil itu
sebagai bukti engkau dalam tanggung jawabku

2 tahun telah lalu
kini kita telah tinggal satu pintu
bersama si kecil yang lucu

2 tahun telah lalu
kau bersabar menerima kekuranganku
kau bersyukur atas yang kuberi padamu

2 tahun telah lalu
dan puluhan tahun di depan masih menunggu
semoga kelak dalam jannah kita kembali bertemu

genap 2 tahun
insyaAllah sampai seterusnya

Jumat, 24 November 2017

Fail is A Matter of Perspective

Suatu ketika, penulis belanja buah di dua kesempatan. Yang pertama, pisang, di pedagang buah dekat rumah. Tapi failed. Soalnya salah pilih, milih pisang yang ditaruh di meja, jadi bagian bawahnya benyek, keempukan. Enak sih, manis, tapi keempukan dan cepet mateng, jadi risiko busuknya tinggi. Kan sayang. 

Yang kedua, melon. Karena sekalian belanja ke pasar dan belanjaannya banyak, jadi nggak sempet menganalisa tingkat kematangan si melon. Pas sampai rumah, eh kok hambar. Failed lagi.

Enters my wife. Dua jenis buah yang sama-sama tak optimal itu, dikombinasikan. Pisang yang manis dan keempukan, dikombinasikan dengan melon yang segar tapi hambar. Ditambah potongan stroberi, kiwi dan anggur. Jadilah jus buah segar penawar haus dan lapar.


Dua produk gagal, dikombinasikan, sehingga saling melengkapi dan menjadi produk baru yang nggak failed. Simpel, tapi bagi saya, itu seperti keadaan yang sering terjadi. Saat orang-orang yang dilabel 'gagal' disatukan, biasanya orang lain akan menilai 'mau jadi apa mereka, pasti tambah ancur'. Mungkin iya, besar kemungkinannya makin ancur. Tapi that's not always the case

Dengan perlakuan yang pas, 'orang-orang gagal' itu bisa diproses menjadi lebih berguna. Tergantung prosesnya. Jadi menurut penulis, gagal itu cuma masalah perspektif. Ketika sesuatu tidak berhasil (alias gagal) mencapai tujuannya, mungkin saja sebenarnya dia nggak gagal, mungkin aja dia emang tidak tercipta untuk tujuan itu. Mungkin dia cuma salah menetapkan tujuan, sehingga salah arah, salah proses, dan terlihat gagal. Tapi ketika diarahkan ke tujuan baru, yang sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya, bisa jadi dia bakal sukses. 

Misalnya, penulis. Dulu saya pengen banget jadi anggota TNI. Tapi gagal. Di tes pertama. Kalau dari perspektif 'aku ingn jadi anggota TNI', maka penulis gagal. Tapi, penulis dialihkan ke rute lain, jadi mahasiswa STAN. Alhamdulillah lulus, dan sekarang juga alhamdulillah bisa sekolah lagi di DIV. Jadi apakah penulis masih bisa disebut 'gagal'? Ngga 100% sih. Gagal di satu hal, berhasil di hal lain.

Jadi, ketika pembaca sekalian merasa gagal, jangan buru-buru menyerah. Coba saja lagi sampai berhasil. Atau ganti perspektif dan ubah tujuan. Siapa tahu, suksesmu memang bukan di situ, tapi di hal lain. Cuma masalah perspektif aja kok. Kalau ada orang lain yang melihatmu sebagai kegagalan, coba buktikan bahwa kamu bisa berhasil, meski ngga harus sesuai standar para komentator itu. Ayo bangkit dan temukan suksesmu!