Sikap Mojok untuk Tahun Politik

Salam 4 Jari untuk Agus Mulyadi

Menghadapi tahun politik, media seperti Mojok harus mempersiapkan diri dengan baik. Terlalu banyak godaan, terlalu banyak angin, yang jika tidak disikapi, dipersiapkan, dan diatur, bisa bikin situasi tidak baik.


Pada Pilgub DKI lalu, saya membuat ‘keputusan politik’ agar Mojok tidak memuat, mencampuri, apalagi mengintervensi isu panas itu. Mojok keluar dari isu tersebut. Ada banyak pertimbangan kenapa itu harus dilakukan. Prima yang saat itu menakhodai awak redaksi bisa mengawal dengan baik. Kalau ada bocor dikit, belok dikit, masih dalam kewajaran. Kelak keputusan ini bukan hanya kami rasa tepat, tapi juga baik. Mengingat benturan di masyarakat begitu kuat dan cenderung destruktif. Lepas dari Pilgub, kami makin banyak diapresiasi oleh berbagai pihak.

Tapi di tahun politik ini, saya perlu pulang kampung dulu untuk membuat keputusan apakah Mojok akan aktif memberitakan dan memuat konten soal Pilpres-Pileg 2019. Keputusan itu harus cepat saya ambil, karena batas pendaftaran terakhir Capres-Cawapres pada 10 Agustus nanti. Semua stakeholders media ini menunggu keputusan saya.

Hal pertama yang mesti saya jernihkan di kepala adalah apakah saya akan tahan atas ‘godaan’? Kalau saya tahan, semua kru akan tahan. Kru akan mengikuti perilaku Kepala Suku. Pertanyaan kedua, ada pada batas apa dan bagaimana? Setelah 5 hari di kampung, makan masakan Ibu, saya memutuskan Mojok akan mengambil isu panas ini dengan penuh rasa tanggungjawab.

Akhirnya, saya mandatkan ‘Salam 4 Jari’ kepada Agus Mulyadi selalu pemred. Jari telunjuk: keadilan dalam bersikap. Jari tengah: tetap menjaga sikap kritis. Jari manis: menjaga spirit mengikat, menyambung, membangun. Bukan sebaliknya. Jari kelingking: semua konten dieksekusi dan dihadirkan dengan menonjolkan gaya khas Mojok.

Jika pembaca Mojok melihat kami sudah mulai melanggar 4 prinsip di atas, kabari saya. Insyaallah segera kami perbaiki.

Selamat melintas di tahun politik.

Puthut EA, Kepala Suku Mojok

Lowongan Redaktur Mojok.Co

Nggak segampang Bana yang begitu masuk langsung jadi pemred. Juga nggak segampang Eddward S Kennedy yang cukup nunggu satu periode untuk geser ke posisi itu. Untuk jadi pemred, yang dimulai sejak dua hari lalu, saya harus melalui masa:

  1. Mojok tidak butuh pemred,
  2. Mojok tutup,
  3. Mojok buka lagi,
  4. Mojok buka tapi Bana balik lagi dan langsung jadi pemred babak dua,
  5. Arman Dhani magang di Mojok dan begitu datang langsung jadi plt. pemred, dan
  6. Agus Mulyadi menolak jadi pemred dan menyatakan akan fokus mengikuti pileg lewat bendera bulat sabit-padi-kuning-hitam.

Continue reading “Lowongan Redaktur Mojok.Co”

Penjelasan Kami tentang Ilustrasi Cak Nun sebagai Karakter Naruto di Mojok.co

naruto cak nun

Ilustrasi gambar Emha Ainun Najib atau Cak Nun pada artikel berjudul “Cak Nun, Khilafah, PKI” yang ditulis Iqbal Aji Daryono dan dimuat di Mojok.co menuai kontroversi. Kami disebut tidak sopan, melecehkan, dan merendahkan beliau.

Ilustrasi itu menggambarkan Cak Nun tengah bicara dengan semangat berapi-api dengan ikat kepala ninja dari Desa Konoha, desa fiktif dalam manga Naruto: Shippuden. Beberapa jemaah Maiyah menyebut ilustrator Mojok tak sopan karena menggambar sosok Cak Nun dengan gambar ala manga. Continue reading “Penjelasan Kami tentang Ilustrasi Cak Nun sebagai Karakter Naruto di Mojok.co”