"> Satu bulan Perang Balkan: sebuah neraca keadaan World Socialist Web Site
 

WSWS : Bahasa Indonesia

Satu bulan Perang Balkan: sebuah neraca keadaan

Oleh Dewan Redaktur
21 April 1999

Satu bulan lalu Presiden Clinton muncul di televisi nasional untuk memberitahukan warga yang terperangah mengapa Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sekutunya telah memulai sebuah perang udara melawan Yugoslavia. Tanpa dalih sebuah perdebatan umum dan tanpa mandat sebelumnya dari Kongres, pemerintahan Clinton telah memulai perang NATO yang pertama kali melawan sebuah negara berdaulat, dan aksi militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Tidak pernah sejak peristiwa Teluk Tonkin di tahun 1964-yang sekarang secara umum diakui merupakan sebuah provokasi Amerika Serikat-rakyat Amerika telah dapat secara cepat diseret ke dalam sebuah perang besar melawan sebuah negara yang tidak merupakan ancaman langsung terhadap kehidupan atau kesejahteraan mereka. Sesungguhnya, dalam pernyataan telivisi hari Rabu sore, tanggal 24 Maret itu, Clinton merasa berwajib untuk menunjukkan lokasi Yugoslavia dan provinsi Kosovo di sebuah peta Eropa.

Sebulan kemudian, apa yang telah terjadi atas penjelasan yang diberikan untuk perang itu? Apa yang telah dihasilkan oleh serangan AS-NATO bagi rakyat Yugoslavia, termasuk etnik Albania dari Kosovo? Bagaimana pemboman negara itu berhubungan dengan tujuan-tujuan perang terbatas yang semula diejakan oleh Clinton dan pejabat-pejabat AS dan NATO lainnya? Dan, dengan tentara perang AS dalam perjalanan ke perbatasan Albania dengan Kosovo dan pejabat-pejabat Amerika menuntut sebuah blokade laut bagi Yugoslavia, akan berapa luas lautan api ini sebulan dari sekarang?

Pada hari Rabu sore itu Clinton menggambarkan pemboman tersebut sebagai sebuah aksi berperikemanuasian yang ditujukan untuk menekan Presiden Yugoslavia Milosevic agar memberhentikan pengusiran orang Albania Kosovar dan menerima apa yang dinamakan "rencana perdamaian" yang dibuat di Washington. Tidak ada kesan bahwa nasionalis Serbia Milosevic, dihadapi sebuah ultimatum untuk menerima penguasa Kosovo oleh separatis bersenjata Tentara Pembebasan Kosovo (KLA), di bawah perlindungan dari 28.000 tentara NATO, mungkin akan menjawab serangan NATO dengan memperhebat penyerbuan melawan musuh KLA-nya, mengipasi api permusuhan etnik dan menciptakan sebuah krisis pengungsi yang besar dalam proses itu.

Gagal untuk "bertindak", Clinton menyatakan, akan mengambil risiko "bahwa lebih banyak orang-orang yang tak bersalah akan terbunuh atau diusir dari rumah mereka dalam puluhan ribu; risiko-risiko bahwa perselisihan ini akan melibatkan dan menggoyahkan negara-negara tetangga."

Jika sebelumnya Clinton mencoba meramalkan akibat-akibat dari aksi yang diumumkannya, ia tidak akan dapat meramalkan lebih baik. Ratusan ribu warga etnik Albania dan jumlah yang tidak diketahui dari warga Serbia Kosovo, telah melarikan diri dari daerah perang saudara itu dan Kosovo yang telah menjadi arena pengeboman udara dalam waktu beberapa minggu saja. Perusakan-perusakan oleh pasukan Serbia di darat bersaingan dengan kekejaman AS-NATO dari udara, sedangkan KLA, dengan dukungan langsung dari Washington, mencoba mempergunakan pertumpahan darah itu untuk mencapai tujuan nasionalis mereka sendiri.

Setiap negara di Balkan telah digoncangkan oleh perang NATO. Macedonia dan Albania telah dirubah menjadi kubu-kubu untuk serangan NATO ke dalam Yugoslavia, sedangkan ekonomi-ekonomi miskin mereka dan susunan-susunan sosial yang terbelakang telah terbawa ke titik kritis oleh melimpahnya jumlah pengungsi-pengungsi. Albania, sekarang merupakan sebuah mimbar untuk KLA dan helikopter-helikopter Apache Amerika dan tentara-tentara cadangan, telah memasuki perang dengan Yugoslavia secara de fakto.

Laut Adriatik padat dengan armada pengangkut militer yang dilengkapi dengan peluru kendali penjelajah (cruise missiles) dan pesawat-pesawat tempur udara, dan seluruh semenanjung Balkan-termasuk Kroasia, Bosnia, Yunani, Turki, Romania dan Bulgaria-sedang di ambang keterlibatan dalam perselisihan ini.

Sedangkan untuk keluasan serangan NATO pada Yugoslavia, apa yang semulanya digambarkan sebagai sebuah serangan udara terbatas pada pertahanan udara Yugoslavia depot-depot minyak dan instalasi radar telah tumbuh seperti cendawan menjadi kampanye yang makin meluas untuk menghancurkan seluruh infrastruktur ekonomi sebuah negara. Dalam beberapa jam dari serangan udara yang pertama, pejabat-pejabat AS dan NATO mengakui bahwa mereka telah membuat perhitungan yang salah, menafsir terlalu rendah kemauan rejim Serbia untuk mempertahankan Kosovo dan menyapu bersih KLA, dan menafsir terlalu tinggi kemauan KLA untuk melawan. Satu-satunya urutan yang tetap dalam politik mereka sejak itu adalah memperbaiki kesalahan mereka dengan memperhebat kemampuan militer yang dilancarkan para penduduk.

Beginilah perang udara itu diuraikan pada saat menjelang perang itu dan sehari sesudah pemboman:

"Serangan-serangan akan dimulai dengan penghancuran sebanyak mungkin jaringan pertahanan udara Serbia dan kemudian penghantaman senjata berat Serbia di Kosovo. Hampir semua sasaran-sasaran di tengah Serbia telah ditempatkan di luar batas, melemahkan keseluruhan ancaman NATO" ( New York Times, 23 Maret).

"Sebuah penghantaman oleh rudal-dari kapal-kapal laut dan kapal-kapal selam disertai-dengan pesawat-pesawat pembom B-52 yang berkubu di Inggris-dapat berlangsung selama satu atau dua hari, dilanjutkan oleh sebuah kampanye udara melibatkan jet-jet Amerika dan NATO yang dapat berlangsung selama dua sampai empat hari atau lebih, kata pejabat-pejabat yang telah diberikan uraian tentang rencana itu " (New York Times, 24 Maret).

"Pejabat-pejabat bidang pertahanan Amerika berkata sasaran-sasaran mereka termasuk unit-unit rudal, instalasi-instalasi radar dan tempat-tempat komunikasi militer di Kosovo, Beograd dan daerah-daerah penting lainnya" ( New York Times, 25 Maret).

Akan ada pemboman di malam hari, dilanjutkan oleh selaan di pagi hari, hal itu diberitakan. Seorang pejabat Pentagon, yang tidak ingin digunakan namanya karena sifat kontroversial projeksinya, mengatakan bahwa kampanye udara itu mungkin akan berlangsung sebulan penuh.

Hanya memerlukan beberapa hari dari penyerbuan Serbia dan hasil-hasil pemboman yang mengecewakan untuk membuat pembicaraan tentang pembatasan diri menjadi tak berguna. Pemboman tengah kota Beograd menandakan permulaan dari sebuah perang yang tidak hanya melawan militer Serbia, tetapi agaknya juga melawan rakyat Serbia. Kemudian diikuti pemboman dari pabrik-pabrik, kilang-kilang minyak, jembatan-jembatan, juga rumah-rumah sakit dan sekolah-sekolah di desa-desa terpencil. Kemudian datang pemboman sebuah kereta api penumpang. Secara meningkat, station-station pemancar-ulang Televisi Serbia menjadi sasaran pengeboman, ketika NATO bergerak untuk menghancurkan kemampuan orang-orang di dalam Serbia untuk melihat hasil dari perbuatan mereka pada penduduk sipil Yugoslavia.

Etnik Albania juga tidak terbebas dari logika kekejaman perang "kemanusiaan" Barat. Selama dua minggu lalu pemboman sebuah kediaman penduduk sipil di Pristina ibukota Kosovo, dan pembunuhan dari udara terhadap lebih dari 80 pengungsi di jalan menuju ke Albania.

Pengaruh jangka panjang dari pemboman ini hampir tidak dapat dihitung. Ratusan ribu pekerja telah menjadi penganggur sebagai hasil dari pemboman pabrik-pabrik mereka. Penyerangan berulang-ulang atas atas depot-depot dan kilang-kilang minyak di luar kota-kota besar seperti Beogard dan Nis menciptakan sebuah bencana lingkungan. Ahli-ahli Nuklir memperingatkan bahwa penggunaan rudal berisi uranium tipis (depleted uranium), yang menyebarkan debu radioaktif pada waktu menghantam, mengancam krisis kesehatan yang dapat berlangsung sampai beberapa generasi.

Armada udara itu telah tumbuh dari 400 ke 1.000 pesawat, dan puluhan ribu tentara tambahan, sebagian besar orang Amerika, telah dikirim ke daerah itu. Inilah keadaan setelah bulan pertama perang ini. Semua tanda-tanda menunjukkan bahwa tingkat penghancuran yang sekarang ini hanya merupakan pendahuluan dari apa yang akan segera terjadi.

Jendral AS Wesley Clark, komandan tinggi NATO, dan rekan-rekan sipilnya dalam pemerintahan Clinton, dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara Madeleine Albright, sedang dengan keras mendesak NATO, melawan penolakan Perancis, untuk memblokade pelabuhan satu-satunya Yugoslavia, di Montenegro. Tujuannya adalah untuk mengeringkan persedian minyak negara itu.

Tindakan seperti itu, apapun pengingkaran dari penetap-penetap politik AS dan NATO, hanya dapat dibuat untuk mengembalikan rakyat ke kondisi primitif. Dapatkah diragukan bahwa, sekali lagi dalam nama perdamaian dan demokrasi, rencana-rencana Washington untuk menciptakan di Eropa, pembinasaan sosial sama yang di Irak telah ditafsirkan menyebabkan kematian 1.5 juta orang sejak penerapan embargo minyak sembilan tahun lalu?

Sedangkan kesimpulan politik dari sebuah blokade laut untuk hubungan-hubungan antara Rusia dan Barat, seseorang dapat secara benar meramalkan bahwa generasi-generasi mendatang akan melihat kembali pada tindakan tersebut sebagai sebuah langkah besar dalam jalan ke perang.

Implikasi-implikasi sosial dan ekonomi domestik perang ini mulai timbul. Clinton meminta Kongres sebuah undang-undang darurat untuk mengesahkan 6 milyar dollar AS untuk melanjutkan perang ini sampai bulan September mendatang. Banyak orang di Kongres meramalkan ongkos perang ini akan naik menjadi lebih besar dari 10 milyar dollar AS dalam waktu yang sama. Biaya ini, antara 1 milyar dan 2 milyar dollar AS per bulan, membuat rencana-rencana Clinton untuk pendidikan, kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya kelihatan kecil. Tanpa dapat dielakkan lagi, anggaran perang yang besar seperti itu akan memacu inflasi dan suku bunga menambahkan kecenderungan resesi.

Jumlah warga Amerika yang diseret ke dalam perselisihan makin bertambah, dilihat dari keputusan untuk memanggil sekitar 33.000 cadangan militer. Ini bukan lain adalah sebuah langkah pertama menuju dalam persiapan untuk sebuah perang darat. Sudah lebih dari 4.000 tentara AS dari Divisi Airborne ke-82 sedang dikirim ke Albania, untuk menopang operasi dari 48 helikopter-helikopter Apache di Kosovo.

Washington pada waktu yang sama mendesak untuk penghapusan semua batasan-batasan dalam kampanye pemboman ini. Koran New York Times pada hari Senin memuat artikel utama berjudul-"NATO Berkata untuk Berfokus pada Rumah-Rumah Kaum Elit Serbia"-hal itu merupakan contoh klasik dari newsspeak -nya Orwell (dari novel George Orwell). Dalil yang dipakai sebagai pangkal pembicaraan adalah bahwa perencana-perencana NATO telah secara hati-hati memilih sasaran-sasaran dari bom-bom mereka dari tempat-tempat kesayangan Milosevic dan sekutu-sekutu politiknya. Tetapi ketika anda membaca artikel itu, anda akan menemukan bahwa koran Times menganggap seluruh ekonomi Yugoslavia sebagai tempat-tempat seperti tersebut:

"Di ekonomi Yugoslavia yang dijalankan oleh negara, pada hakekatnya industri apa saja atau kegiatan ekonomi dapat dihubungkan dengan Pemerintahan Milosevic....Pertanian, bahan bakar, pabrik-pabrik dan ekspor dan impor dijalankan pada hakekatnya oleh kroni-kroni Milosevic sebagai milik-milik pribadi, pejabat-pejabat Amerika berkata."

Artikel yang sama memberikan sebuah petunjuk yang buruk dari tingkat penghancuran manusia dan materiil yang sekarang sedang disiapkan. Ini merupakan bahan yang bernilai untuk dikutip secara lengkap:

"Ketua dari Komando Gabungan, Jendral Henry H. Shelton, membuka rahasia bahwa pemimpin-pemimpin politik NATO belum menyetujui sebuah grup sasaran-sasaran tertentu untuk serangan besar. Ia berkata bahwa pesawat-pesawat tempur NATO dapat mulai menghantam sasaran-sasaran seperti itu 'dalam beberapa hari'.

"Jenderal Shelton menolak untuk menamakan sasaran-sasaran itu, tetapi daftar yang dirahasiakan itu termasuk daerah-daerah perindustrian dan perekonomian, menurut seorang pejabat tinggi pemerintah.

"Penyerangan sasaran-sasaran itu akan membawa sebuah risiko lebih tinggi dengan kematian penduduk sipil dan akan menyebabkan sebuah gangguan yang mendalam kepada kehidupan sehari-hari rakyat Yugoslavia yang sejauh ini berusaha dihindari oleh NATO, pejabat itu berkata.

"Serangan-serangan seperti itu akan juga mengurangi kepercayaan atas alasan-alasan NATO untuk pembomannya yaitu, untuk melemahkan kekuatan-kekuatan militer dan polisi dalam pembunuhan di Kosovo daripada untuk melancarkan perperangan terhadap rakyat Yugoslavia.

"Tetapi bagaimanapun juga, Pentagon dan NATO sedang mencari cara-cara untuk memperkuat tekanan pada pemerintah Milosevic. 'Kami sedang mencoba untuk membuat harga semakin meninggi,' seorang pejabat tinggi pertahanan berkata."

Barisan kata-kata ini membuat jelas bahwa setelah hanya satu bulan, perang ini telah menjadi sebuah kampanye berencana kematian dan ketakutan terhadap rakyat biasa. Kengerian apakah yang akan dibawa oleh minggu-minggu dan bulan-bulan mendatang? Apakah untuk membuat harga "semakin meninggi" membutuhkan penggunaan persenjataan nuklir? Berapa puluhan ribu rakyat Serbia, Albania, Amerika, Eropa-yang akan dikorbankan?

Ketergesaan untuk memasuki sebuah perang, yang keluasan dan akibatnya tidak dapat diramalkan dengan pasti-tidaklah oleh para penghasut di Washington yang memimpinnya-merupakan hasil dari sebuah elit penguasa yang ambisi-ambisi globalnya hanya ditandingi oleh disorientasi dan keganasan politiknya. Tidak ada yang dapat menunjukkan lebih jelas bahwa kelas penguasa imperialis Amerika dan Eropa tidak mampu untuk memimpin. Mereka sedang membawa warga Amerika Serikat dan seluruh dunia menuju ke sebuah bencana.