AKSI SOLIDARITAS UNTUK KULON PROGO DI KEDUBES INDONESIA DI LONDON
On the afternoon of Thursday the 21st of April 2011 we visited the Indonesian Embassy in London, UK to deliver a letter to the Indonesian Government in Jakarta. This was done in solidarity with the people of Kulon Progo, whose lives and land are threatened by the Iron Sands Mining Project being carried out by the Australian Mining Company PT Indomine and the Indonesian State. Selengkapnya: http://www.indymedia.org.uk/en/2011/04/477923.html
Solidaritas Insureksional dari Inggris!
“Let us be clear on something: we are not demanding anything. The libertarian world that we desire is here, in our beating hearts and clenched fists, not to be found through the concessions of our enemies, allegiance to this or that party/union/’social movement’. We have no dialogue to be made with the world we have discovered ourselves to be at war with, as it is at war with us. And we are not alone. Across the world the attacks multiply – some claimed clearly by comrades in the perspective of the struggle against State, Capital and Hierarchy in whatever forms, many, as always, a mute expression of the rage of stolen lives, broken hearts, trampled desires. Also made beautiful in their rebellion.
We are losing the fear cast over our lives by the powers that be and widespread social conformity and blind tranquility of the Western consumer world – the thin veneer that sugar-coats the exploitation and control that is our existence. More and more as we find the courage to pull back the veil, we realise that the system’s tools that mediate our slavery are all around us and within reach of our carefully aimed anger. Just one example of this is Mitie, merely one of many parasite companies that profit endlessly from the recession and misery of modern Britain – so just one of many blows to come we made last night in Staple Hill, Bristol, when we burned an unattended Mitie van.
To our unknown friends made prisoners in their path as social fighters – Luca Bernasconi, Silvia Guerini, Costa Ragusa, Giannis Dimitrakis, Alexei Gaskarov, Maxim Solopov; for those targetted in the police crackdown on the anti-authoritarians in Italy; for the Indonesian insurrectionists.”
Pembakaran ATM BCA Terkait Selebaran Conspiracy for Revenge
”MANADO – Kebakaran di ATM BCA Tanjung Batu terus menjadi perbincangan berbagai kalangan di Sulut. Pemerhati sosial dan Hukum, Billy Johannis, mengatakan, kebakaran ini diduga berkaitan dengan ditemukannya selebaran ancaman dengan judul ”International Conspiracy for Revenge”.
Dalam tulisan itu kata Billy, bertuliskan bahwa serangan ini merupakan balasan terhadap apa yang telah dilakukan negara dan Capital lakukan di Bima, Takalar, dan Padang Raya (Makassar), Kulon Progo (Yogyakarta), Persil IV (Medan), Buyat dan Papua.
Dalam selebaran pelaku menyatakan, perang ditujukan kepada setiap penindas, yakni, birokrat, corporate, polisi, institusi militer, lembaga peradilan, jaksa, pengacara serta media massa.
Solidaritas untuk Kulon Progo dari Bristol: Inggris
Anarchists attack RBS in Bristol (UK)
24 March 2011
“Dalam rangka memrotes pemotongan subsidi pada 26 maret 2011, kami
memutuskan untuk menyerang RBS BRISTOL di malam hari 24 Maret 2011.
Gedung utama RBS diserang oleh kaum anarkis dengan batu dan botol
yang dipenuhi cat. Kami menghantam jendela dan merusak mobil-mobil
staff.
Kami bertindak di luar dimensi aksi massa pada 26 maret, hanya
untuk membuktikan bahwa, meski kawan-kawna kami berada di jalanan,
jelas bagi kami bahwa untuk menunjukan solidaritas kami tidak butuh
momentum ataupun spectacle.
aksi ini didedikasikan bagi mereka yang terperangkap dalam hutang
dan berjuang melawan sistem kapitalis, juga bagi mereka yang
berjuang melawan korporasi di luar negeri ini. Khususnya bagi
Canadian Tar Sands Mining Project yang didanai RBS, dan aliansi
kami di Kulon Progo, indonesia, yang berjuang melawan kezaliman
yang sama. Negera Indonesia, yang
dalam reputasinya tidak punya kompetensi dalam hak-hak asasi
manusia, hewan, dan juga alam. Indonesia juga bersembunyi dibalik
citra turisme modern bagi orang-orang kaya Eropa, para back-packer
mahasiswa/siswi yang dilengkapi dengan laptop dan uang tahunan,
meski realitasnya sangatlah berbeda. Perusahaan bersenjata dan bank
di Inggris senantiasa turut serta dalam memfasilitasi kezaliman
mereka di Indonesia.
Kami juga takkan melupakan mengenai para tahanan perang sosial di
Yunani, di mana gerakan anarkis telah menjadi inti perang sosial
selama bertahun2 hingga sekarang: ini untuk Simon Seisidis, yang
akan diadili pada 30 Maret 2011: Hati kami ada untuk mereka dan
kami melebarkan pelukan kami padanya. Ini juga untuk para tahanan
Revolutionary Struggle – Nikos, Pola, dan Kostas, dan juga para
tahanan Conspiracy cells of Fire, bagi mereka yang mengambil
tanggung jawab dan tertuduh; ini adalah aksi untuk mereka, dan bagi
tahanan yang penuh harga diri di Inggris sini, yang tidak tunduk!
“Di masa-masa ini mereka yang tidak mulai untuk berjuang, maka kamu
telah kalah dan berhak mendapatkan serapah yang didapatkan oleh
musuh kami.”
Peneror Bakar Bilik ATM: PERANG SOSIAL
TEMPO Interaktif, Makassar: Anjungan Tunai Mandiri (ATM) BCA di depan kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Jalan Rappocini, , dibangkar oleh orang tak dikenal siang (25/3/11)ini. Pelaku pembakaran meninggalkan selebaran yang berisi ancaman. Pelaku menyebut diri sebagai “Got Is Tot Insurrectionary Front”.
INILAH.COM, Makassar – Pelaku pembakaran mesin ATM BCA di Jalan Rappocini Raya, kampus Universitas Indonesia Timur (UIT), Jumat (25/3/2011) meninggalkan secarik kertas berisi pesan.
Kertas tersebut berlambang tangan mengenggam bom berjudul
“Negara, Institusi Militer dan Polisi serta Pemodal Adalah Teroris Sebenarnya”.
Berikut ini adalah isi surat tersebut,
“PT Indomining (Bima) telah melakukan represi brutal terhadap masyarakat lokal, Jogja Mangasa Internasional ingin mengenyahkan 30 ribu petani Kulon Progo. Petani Takalar terancam dirampas lahannya. Dan semua ini dilakukan secara brutal, termasuk penembakan, teror, pelecehan seksual serta berbagai penindasan yang tak pernah kita dengar dari media massa.
Tak heran bahwa perusahaan-pemodal-birokrat ini tak peduli apapun selain hanya menebalkan kantong mereka !. Semua tulisan di atas ditulis dengan huruf kapital yang berukuran besar.
“Penyerangan kami terhadap ATM (bank) merupakan target penting dikarenakan bank senantiasa terlibat dalam pendanaan ekstraksi sumber daya alam serta penindasan masyarakatnya atas nama kapital!. Kami tidak berniat untuk melukai siapapun, perusakkan terhadap benda bukanlah kekerasan! Tiada ampun bagi penindas! Tiada ampun bagi negara dan Kapitalisme!
Solidaritas Untuk Kulon Progo di Nottingham
Nottingham supermarket smashed in solidarity with Kulon Progo (UK)
20 March 2011
“On Sunday night at 1:45am the Tesco’s on Hucknall Road was visited by some individuals. As a result of this visit it’s front door was smashed and ‘every little hurts’ was written on it’s wall. We did this because of hatred for the physical manifestation of capitalism that is Tesco’s.
We also did this as gesture of solidarity with the people of Kulon Progo in Indonesia who fight with beauty, rage and defiance against the capitalist forces which are trying to destroy their land. We know our efforts are slight, but they are sent with love for anyone who struggles against the systems of destruction and domination.
We know that capitalism is more than the bricks and mortar these building are made out of them, we know they are more than the companies which work out of these buildings. Capitalism lives in our interactions and our relationships, and we must constantly challenge it. The destruction of property will only ever be one form of this challenge, one tactic that we can use whenever we see fit. But it is one where we are able to share our affinity with one another, learn with one another, develop trust with one another, these acts enable us to temporarily penetrate our relationship with capitalism. Enabling us to prove that it is not infallible, that it has it’s weakness, and we can exploit them.
The expression of our anger against symbols of capitalism empowers us and deepens our desire to deform the control that capitalist society has over us. We will not just sit back and let companies like Tesco’s go unchallenged as they attempt to rip right through the communities of which we’re a part. Tesco’s are the epitomy of corporate exploitation and monopolization. Profiting from the commodification of our diets, our nourishment and our relationship with the earth.
The chain of commodities of which they’re apart is a chain where everything and everyone suffers. Well fuck you Tesco’s, fuck you corporate destroyers of the earth and everything living in it.
In glorious rage and with eternal love to all those who resist corporate exploitation.”