Inilah Penampakan Terowongan Bawah Tanah MRT Jakarta : Simbol Kemajuan Indonesia
11 Desember
2015
Perusahaan pembuat terowongan asal negeri
Sakura,
Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) menjadi pemasok Antareja, mesin bor bawah tanah raksasa yang menjadi andalan pemerintah dalam menggarap proyek mass rapid transit (
MRT) di
Jakarta. Dono Boestami, Direktur Utama PT MRT Jakarta menjelaskan Antareja menggunakan teknologi berbasis
Earth Pressure Balance (
EPB) yang pertama kali digunakan di
Indonesia. Ia menerangkan, Antareja memiliki diameter sekitar
6,7 meter dengan panjang 43 meter.
“Bobotnya mencapai 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). Antareja ini ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan 8 meter per hari,” ujar Dono di Jakarta, Senin (21/9).
Ia memperkirakan dengan menggunakan mesin bor buatan Jepang, pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT diperkirakan akan berlangsung mulai
September 2015 hingga Desember 2016.
Untuk tahap awal, Antareja akan digunakan untuk menggali terowongan MRT dari Patung Pemuda Senayan menuju
Setiabudi. Mesin bor tersebut akan dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 yaitu SOWJ joint venture yang terdiri dua perusahaan Jepang yaitu Shimizu dan Obayashi serta dua perusahaan nasional PT Wijaya Karya Tbk dan
Jaya Konstruksi.
“
Total ada empat mesin bor Antareja yang akan digunakan dalam pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta. Mesin bor pertama telah berada di lokasi Patung Pemuda dan siap dioperasikan. Sementara mesin bor kedua, saat ini sedang dalam proses perakitan dan akan segera menyusul untuk beroperasi dalam waktu dekat,” ujar Dono.
Sebagai informasi, saat ini penyelesaian proyek MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran
Hotel Indonesia) secara keseluruhan telah mencapai hampir 30 persen, dengan rincian untuk pengerjaan proyek pada struktur layang sudah menyelesaikan 18 persen dan struktur bawah tanah sebesar 43 persen sampai 31
Agustus 2015.
Pekerjaan konstruksi yang tengah dilakukan saat ini antara lain pekerjaan pembuatan pondasi kolom jalur dan stasiun layang, pekerjaan pembangunan stasiun bawah tanah, dan pekerjaan konstruksi depo MRT.
Guna menggarap mega proyek transportasi MRT, dibutuhkan dana sekitar
US$ 1,5 miliar.
Inilah Penampakan Terowongan Bawah Tanah MRT Jakarta : Simbol Kemajuan Indonesia