Tanggapan Ahok Terkait Aksi Ratna Sarumpaet, Provokator Penghuni Liar Pasar Ikan Luar Batang
Kapolda
Metro:
Ratna Sarumpaet Provokasi Masyarakat,
Kami Angkut
Secara Humanis.
Kapolda Metro
Jaya Irjen Moechgiyarto memberi penjelasan soal insiden aktivis Ratna Sarumpaet dibawa Polwan. Moechgiyarto menuturkan ada dugaan provokasi.
"Nggak ada mengamankan, informasi di lapangan beliau memprovokasi masyarakat, penduduk supaya tidak mau digusur," jelas Moechgiyarto, Senin (11/4/2016).
"Kami tidak melakukan tindakan pada yang bersangkutan, kami ingatkan, diberi somasi nggak juga mau (pergi)," imbuh dia.
Hingga akhirnya, polisi mengambil tindakan humanis membawa Ratna pergi dari lokasi.
"Kami angkut secara humanis, semua bukan hanya Bu Ratna saja," tutup dia.
Sumber:
http://goo.gl/oKXqRz
===============
Polisi: Mobil Ratna Sarumpaet
Bukan Dihadang Mobil Provost,
Tapi Keganjal.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto memberi penjelasan soal insiden mobil Ratna Sarumpaet 'tersandera' 7 jam oleh mobil Provost. Moechgiyarto menjelaskan, tidak ada penghadangan.
Menurut Moechgiyarto, Senin (11/4/2016), saat itu Ratna sudah datang lebih dahulu ke
Pasar Ikan Luar Batang ke lokasi penertiban.
"Kebetulan dia datang duluan, Provost parkir di depannya. keganjal mobil Provos bukan dihadang," jelas Moechgiyarto.
Mobil Proton Ratna tak bisa keluar karena kendaraan di depannya Mobil Provost menutup jalur. Setelah sekitar pukul 14.00
WIB, setelah mobil Provost pergi, Ratna baru bisa meninggalkan lokasi.
Sumber: http://goo.gl/6FTVT9
===============
Ahok: Dulu,
Warga Jarah
Lahan Kampung Akuarium.
Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menceritakan awal mula warga menempati lahan bekas tempat akuarium yang saat ini menjadi Kampung Akuarium dekat kawasan Pasar Ikan dan Luar Batang,
Jakarta Utara. Ahok menyatakan dahulu warga mendapat lahan itu dari proses penjarahan.
"
Kapan mereka mulai menjarahi akuarium dipindahkan ke
Ancol? Itu tanah negara loh," ucap Ahok di Balai
Kota, Jl
Medan Merdeka Selatan,
Jakarta, Senin (11/4/2016).
Dia menuturkan zaman dulu awalnya pihak pemerintah akan membangun tempat akuarium raksasa itu menjadi berposisi lebih tinggi. Namun saat proses pemindahan akuarium berlangsung, warga datang ke lokasi dan akhirnya menempati lokasi itu.
"Ketika kita tinggiin akuarium, dijarah bangunan mereka. Pasar dijarah juga, dibongkar, dan jadi rumah," kata Ahok.
Kini ada penolakan, namun Ahok tetap teguh menjalankan penertiban di seputaran kawasan Luar Batang itu.
Bila ada yang merusuh, maka aparat tentu bertindak menjaga keamanan.
"Kalau
Anda main rusuh, ya saya serahkan pada aparat," kata Ahok.
Sebagaimana diberitakan, Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi
Museum Bahari,
Muhammad Isa, menuturkan bahwa dahulu masyarakat tinggal di daerah luar seperti Kampung
Berok, sebelah Pelabuhan
Sunda Kelapa. Pasar Ikan di sekitar situ digunakan untuk aktivitas ekonomi.
Akuarium raksasa saat itu menjadi lokasi wisata gratis bagi masyarakat sekitar. Seiring berjalannya waktu, sekitar
1972, akuarium raksasa dipindahkan ke Ancol oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (
LIPI). Perpindahan itu membuat warga yang berada di sekitar kawasan Pasar Ikan mulai masuk ke dalam.
Sumber: http://goo.gl/ZmRuxu
==============
Penggusuran Pasar Ikan Luar Batang, Ahok: Melanggar
HAM? HAM Apa?
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa penggusuran di kawasan Pasar Ikan di wilayah Luar Batang tak dapat dikaitkan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Melanggar HAM?
Kita bilang, ini HAM apa? Saya bilang, membiarkan orang Jakarta tinggal dalam kemiskinan, dimainkan dalam kemiskinan terus, itu lebih melanggar HAM, lihat saja Kalijodo," kata Ahok di Balai Kota, Senin (11/4/2016).
Justru, menurut Ahok, penertiban kawasan tersebut akan memberikan kebaikan bagi warga di Pasar Ikan.
" Sekarang anak-anak sekolah keadaannya jadi lebih baik enggak? Mereka sekolah dijemput bus, dikasih
KJP, seperti itu dibilang melanggar HAM?" kata Ahok.
Menurut Ahok, apabila terus dibiarkan akan bernasib sama seperti Kalijodo, yakni anak-anak dibiarkan melihat pelacuran, prostitusi, perjudian. Itu justru dapat merusak anak didik.
Sumber: http://goo.gl/3Ueamo
=============
Ahok Cuek Disebut Melanggar HAM.
Ahok menegaskan, membiarkan orang terkena penyakit
TBC dan anak-anak melihat prostitusi, perjudian serta mabuk di depan muka pintu itu justru lebih melanggar HAM. Ahok menuturkan, sudah menyiapkan Rusunawa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti antar jemput anak sekolah, Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan sebagainya bagi warga yang terkena gusuran.
“Semua mau ribut ya susah. Sekarang kita tanya saja, ini tanah punya siapa? Sertifikat punya PD Pasar Jaya. Kalau kamu tinggal di laut, itu dari mana dapat sertifikat? Saya udah katakan, kalau rusun siap, kami akan pindahin. Jadi sudah kalau ribut ya silakan, urusan dgn aparat, itu aja,” ujarnya. http://goo.gl/OBDMyq
=================
Ahok: Kenapa Komnas HAM Diam Saat Anak-anak Masih Tinggal di Kalijodo?
http://goo.gl/43D2iV