Berita 19
April 2016 - 4
WNI Diculik
Abu Sayyaf, 2 Kapal Perang Dikerahkan ke Perbatasan
Filipina
Jakarta - Pembajakan kapal dan penculikan terhadap anak buah kapal (
ABK) asal warga
Indonesia yang diduga kembali dilakukan kelompok bersenjata Abu Sayyaf mendapat perhatian serius Panglima
TNI Jenderal TNI
Gatot Nurmantyo.
"Saat ini warga negara Indonesia (WNI) yang tertembak sudah berada di
Malaysia. Seorang WNI tertembak, empat orang disandera dan enam orang yang lepas dari penculikan, kini sudah aman berada di
Sabah (Malaysia). WNI yang tertembak kini dalam keadaan selamat," ucap Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam keterangan pers usai peringatan
HUT ke-64 Kopassus di Markas Komando Kopassus, Cijantung,
Jakarta Timur, Sabtu (16/4/2016).
"Saya sebagai Panglima TNI sudah menyiapkan pasukan untuk melakukan tindakan tegas baik di laut, di darat sampai di hutan saya siap. Saya juga sudah mengerahkan dua kapal perang, yaitu
KRI Badau dan KRI
Slamet Riyadi ke daerah perbatasan," kata Gatot menambahkan.
Panglima TNI juga menyampaikan akan menjalin koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk menggelar patroli bersama yang terpadu. Terutama terkait aksi pembajakan dan penyanderaan yang kerap dilancarkan kelompok militan Abu Sayyaf.
"Maksudnya, kami mengawal sampai perbatasan sampai Zona Ekonomi Eksklusif, setelah masuk di wilayah Filipina sudah menjadi tanggung jawab Filipina begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia," Jenderal Gatot menerangkan.
Gatot menekankan, bila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka TNI akan berkoordinasi. Ia berharap siapa yang cepat, maka pasukannya yang boleh ke sana. Menurut Gatot, hal itu adalah langkah-langkah yang segera diupayakan.
Perjanjian yang akan dibuat nantinya, menurut Panglima TNI, salah satu prosedurnya seperti itu. "Kalau kita cuma kerja sama patroli koordinasi, di sana terjadi apa-apa kita tidak bisa berbuat apa-apa dan mereka tidak sempat bagaimana, itu adalah salah satu cara."
Gatot menambahkan, bila Indonesia dan Filipina sudah meneken nota kesepahaman atau MoU untuk menggelar patroli terkoordinasi, maka pasti akan aman. "Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia."
Selain itu, Panglima TNI berharap sesegera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina. Sebab, wilayah aksi pembajakan dan penyanderaan oleh Abu Sayyaf berbatasan dengan tiga negara.
"
Kita harus berpikiran bahwa mereka positif, karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan
Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu," Jenderal Gatot memungkasi.
- published: 18 Apr 2016
- views: 834