Banda Neira - Rindu musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo
Banda Neira adalah proyek iseng
Rara Sekar &
Ananda Badudu. Dulu ketika tinggal di
Jakarta Rara Sekar adalah aktivis Hak Azasi Manusia di
LSM Kontras. Kini ia hijrah ke
Bali dan jadi pegiat sosial di organisasi non profit
Kopernik. Kerjaanya, membagikan teknologi tepat guna untuk memberdayakan masyarakat di berbagai tempat. Sementara Ananda Badudu, dulu, kini, dan nanti adalah wartawan harian di
Tempo. Kerjaanya, setiap hari keliling Jakarta mencari berita.
Siapapun tahu hidup di Jakarta akan terasa penat jika tak diselingi kegiatan-kegiatan menghibur diri. Oleh karena itu keduanya sepakat membentuk band. Formatnya sederhana saja, dua orang dan satu gitar. Kadang ada xylophone mainan nyempil. Atau impersonisasi terompet berhubung tak punya alat sesungguhnya.
Meski formatnya dua orang, mereka menolak disebut duo, inginnya disebut band. Tak tahu pasti apa maksudnya.
Sejak terbentuk pada akhir Februari lalu, Banda Neira baru dua kali manggung dan sekali mengecap studio, yakni pada saat rekaman saja.
Tapi latihan lumayan sering. Karena format sederhana, latihan pun bisa di mana saja. Bisa di atap kos-kosan, di ruang fitnes kedap suara, di warung sepi pengunjung, hingga rerumputan taman kota.
Tak disangka proyek iseng berlanjut terus. Pada suatu hari, sebelum Rara Sekar hijrah ke Bali, keduanya nekat menyewa studio Aru untuk merekam empat lagu yang mereka punya. Jadilah
album EP (
Extended Play) yang di kemudian hari dinamakan “Di Paruh Waktu”. Karena lirik lagu Banda Neira kebanyakan nelangsa, maka disebutlah genrenya nelangsa pop.
Kini Rara Sekar tinggal di
Ubud, Bali, dan Ananda Badudu masih di
Mampang Prapatan, Jakarta. Tapi katanya Banda Neira tidak vakum alias tetap jalan.
Nanti mungkin ada lagu-lagu lain, yang kalau sudah PD akan ditaruh juga di soundcloud. Hehehe. Sekian ceritanya dan terimakasih telah berkunjung ke soundcloud kami.