Ahok Marah Besar di KPK, Blak-Blakan Bongkar “Bobrok” Ide Jahat Antek BPKP
"Bilangin (ke
Eddy),
Ahok mendoakan dia umur panjang, untuk lihat Ahok jadi presiden. Supaya saya berantas munafik-munafik yang enggak bisa membuktikan (hasil audit).' Geram Ahok.
==================
Gubernur
DKI Basuki T Purnama (Ahok) menceritakan ada salah satu petugas dari Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan DKI (
BPK DKI) yang bertanya padanya terkait pembelian lahan
Rumah Sakit Sumber
Waras. Kepada pegawai itu, Ahok menitipkan pesan kepada penggawa BPK agar berumur panjang supaya bisa melihat Ahok menjadi
Presiden Republik Indonesia.
"Kamu dari BPKP ya?
Salam itu sama salah satu ketua BPK
Prof Eddy (anggota BPK Eddy Mulyadi Soepardi). Salam sama beliau," kata Ahok di Balai
Kota, Jl
Medan Merdeka Selatan,
Jakarta,
Rabu (13/4/2016).
Dia menceritakan soal dinamika pemeriksaan di
KPK kemarin (12/4/2016).
Salah satu dari penyelidik yang meminta keterangan darinya adalah berlatar belakang BPKP. Dia kepada penyelidik inilah Ahok menitipkan salam ke Profesor Eddy.
"Bilangin (ke Eddy), Ahok mendoakan dia (Eddy) berumur panjang, untuk lihat Ahok jadi presiden," kata Ahok.
Ahok bertekad, bila dirinya bisa menjadi presiden, maka dia akan menegakkan aturan dan praktik manipulasi yang dilakukan kaum pejabat. Dan menurut Ahok, penggawa BPK yang memperkarakannya soal kasus RS Sumber Waras perlu melihat itu bila Ahok menjadi presiden.
"(Saya jadi presiden) Supaya saya berantas munafik-munafik yang enggak bisa membuktikan (hasil audit).' Aku begitukan (menitip salam kepada penyelidik BPK DKI untuk Eddy)," kata Ahok.
Prof Dr Eddy Mulyadi Soepardi, CFr.A., CA adalah anggota BPK periode 2014-2019.
Guru besar akuntansi itu sebelum di BPK berkecimpung di BPKP Perwakilan
DKI Jakarta.
Sumber:
http://goo.gl/Qw09Cd
================
Ahok:
Yang Duduk di BPK Berani Tidak Buktikan Hartanya
Dari Mana? http://goo.gl/oI1gru
===============
Langgar Kode Etik, Mahasiswa Unpak Geruduk BPK.
Kedatangan mereka untuk menuntut agar dugaan korupsi yang dilakukan oleh Rektor dan Wakil Rektor II Universitas
Pakuan Bogor yang dikendalikan Prof. Dr. Eddy Mulyana Soepardi, yang merupakan anggota BPK bisa ditangkap dan diadili.
Selengkapnya: http://goo.gl/Ofvb8a
================
Ketua BPK
Harry Azhar Azis Dituntut
Mundur.
Ditemukan
Sheng Yue
International Limited di antara 11,5 juta berkas dokumen
Mossack Fonseca. Harry mendirikan perusahaan itu pada Februari
2010 melalui
P&B; Services
Limited—spesialis pendirian perusahaan di
Hong Kong—yang kemudian menggunakan jasa Mossack Fonseca untuk mendaftarkan korporasi tersebut di
BVI.
Ketika itu Harry menjabat Ketua Badan Anggaran
DPR. Mencantumkan data pekerjaan sebagai pengusaha, Harry menggunakan kantornya di Kompleks Parlemen, yakni ruang 1219, Gedung Nusantara I, Senayan, sebagai alamat pemegang saham. Setidaknya hingga medio
2015, dokumen
Panama Papers menunjukkan status Sheng Yue International Limited masih aktif.
Pekan lalu, Harry Azhar membantah jika disebut memiliki Sheng Yue ketika majalah
Tempo menyiapkan laporan bertajuk "Penghuni Surga
Pajak dari Senayan" yang terbit pada Senin lalu. Namun kemarin Harry akhirnya mengaku. Dia membenarkan bahwa perusahaan itu tidak dilaporkan dalam LHKPN, termasuk ketika dilantik menjadi Ketua BPK sejak Oktober 2014.
Selengkapnya: https://goo.gl/eQLXwx
===============
Dokumen Ini Ungkap
Motif Audit Sumber Waras.
Setelah enam kali surat-suratnya tak sesuai harapannya, Efdinal membuat audit yang menyalahkan pemerintah karena tak kunjung membeli lahan tersebut.
Dalam audit pada Desember 2014 itu, Efdinal menulis bahwa keberadaan tanah tersebut menjadi temuan BPK yang membuat laporan keuangan pemerintah Jakarta “wajar dengan pengecualian”.
Karena itu agar tanah tersebut tak menjadi temuan BPK, Efdinal menyarankan pemerintah membelinya. Audit ini pun tak dihiraukan pemerintah karena berdasarkan penelusuran Dinas Pemakaman, tanah tersebut telah dibeli pada
1979 hanya belum balik nama kepemilikan.
Rupanya Efdinal masih berusaha menjual tanah tersebut dengan memakai audit pembelian Rumah Sakit Sumber Waras. Melalui
Kepala Inspektorat Lasro Marbun, ia meminta pemerintah membeli tanah itu lagi jika tak ingin audit Sumber Waras dipublikasikan sebagai temuan berindikasi korupsi.
Lagi-lagi, pemerintah Jakarta, yang beralih dipimpin Gubernur
Basuki Tjahaja Purnama, menolaknya. Kepada Lasro, Basuki meminta BPK mempublikasikan saja audit itu dan menolak membeli tanah makam. “Toh, pemerintah DKI benar,” katanya.
Selengkapnya: https://goo.gl/iU2TyH
=============
Kesal
Soal Sumber Waras, Ahok: Negeri Ini
Gila!
http://goo.gl/Dq51h6
Terungkap, Anggota BPK RI Dipenuhi
Orang Partai Pendukung
KMP.
http://goo.gl/gWXy1K
============
BPK Seperti "Golkar Yunior", Tepat Ahok Sebut Ngaco.
http://goo.gl/svEB13