detik detik gempa sumatera (30 september 2009)
Mohon maaf bila kurang berkenan.
Kepada saudara-saudaraku sebangsa setanah air, marilah kita pahami bersama, bencana alam sebagai bentuk teguran dan hukuman
Tuhan atas segala kesalahan dan dosa manusia. Dengan begitu kita akan menjadi lebih MEWASPADAI DIRI
KITA SENDIRI.
Yang sering khilaf dan bersalah dengan tanpa kita sadari.
Kita jalani semua bencana ini dengan tabah, sabar, tulus dan bersemangat untuk bangkit kembali. Masyarakat seperti terhenyak sadar pentingnya mengolah rasa. Kembali melestarikan dan menghayati nilai-nilai luhur bangsa yang selama ini telah dilecehkan dan dianggap sepele, kuno, sirik, dan musrik dst.
Nilai luhur yang penuh kearifan dan kebijaksanaan. Nilai luhur yang benar-benar mengerti dan memahami bahasa alam, kehendak dan kodrat alam bumi nusantara. Ajaran yang sungguh cermat mengenali jati diri bangsa. Nilai yang mengandung ajaran kepada manusia agar tidak melawan hukum Tuhan yang tergelar di jagad raya. Ajaran yang mengajak untuk melakukan perbuatan yang harmonis dan sinergis dengan irama alam. Menghormati, belas kasih, memelihara terhadap sesama manusia, terhadap binatang, tumbuhan, lingkungan alam serta penghuni alam gaib. Bukankah semua itu sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang harus saling welas asih dan saling menghargai ?!! Hanya dengan cara demikianlah kita akan berhasil MERUBAH MUSIBAH MENJADI ANUGERAH. Lihatlah musibah gempa di Bantul 3 tahun silam. Kini, musibah itu telah menjadi ANUGERAH TEKTONIK. Membawa kemakmuran masyarakat khususnya wilayah Bantul dan sekitarnya.
Warning !!!
Memang bisa dikatakan bahwa puncak bencana berada selama bulan September ini, namun bukan berarti kita bisa mengendorkan sikap eling dan waspada. Sebab, sisa-sisa gempa yang cukup kuat belumlah habis. Semakin surut, walau tidak berbahaya sekali namun bisa saja membuat celaka. Namun, bagi wilayah yang belum pernah terjadi gempa terutama di wilayah timur Sumatera hendaknya lebih waspada. Dan hari ini Tuhan telah meletakkan kembali tanda-tanda dalam bentuk bahasa alam yang berada di langit sebelah timur. Kita waspadai gejolak gunung api dan air yang giliran akan berbicara. Di manapun berada, dan siapapun yang berada di dekat dua wilayah itu hendaknya lebih waspada dan semakin gentur berdoa mohon keselamatan. Perjalanan menuju kemakmuran masih panjang. Sileme prahu gabus baru terjadi saat tahun 2012-2015. Keadaan yang sangat berat akan disangga bangsa ini. Terutama kebangkrutan ekonomi paling parah seanjang zaman. Bahkan melihat tanda-tandanya akan mampu menghempaskan siapapun yang tengah memegang tampuk kekuasaan tertinggi di negara ini. Walau sang penguasa memperoleh jatah 7,5 tahun memimpin negeri tercinta, namun yang 5 tahun sudah dijalaninya, dan sudah dihabiskan pada saat gempa dahsyat
30 September 2009 ini. Yah, walaupun masih bersisa setengahnya lagi, hendaknya menjadikan kekuasaannya sebagai kesempatan untuk mengabdi kepada negeri, bangsa, dan negara tercinta ini. Mempersembahkan baktinya yang tertinggi, agar supaya tidak lagi menjadi negeri yang durhaka sampai mati.
Agar mendapat berkah Ilahi. Dapat dirasakan sampai anak cucu nanti. Tanamlah pohon kebaikan sebanyak-banyaknya, agar buahnya berlimpah bisa dinikmati hingga anak cucu kelak. Dan tebarkan segala ketulusan dan kasih-sayang kepada seluruh makhluk. Hanya dengan begitulah, Kekuatan Sang Gaib akan selalu memagari jiwa raga kita dari segala macam celaka dan bencana. Bahkan kekuatan kasih sayang yang tulus kepada seluruh makhluk, dengan tanpa membeda-bedakan budaya, agama, ajaran, dan suku bangsa, akan mampu mengambil hati bumi pertiwi sehingga dapat melepaskan sedikit demi sedikit stock energi tektonik dashyat yang masih tersimpan di dalam bumi dan kapanpun siap menggelegar menghancurkan permukaan bumi ini.