Firqah firqah Sesat Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
Telah di ketahui bahwa
awal mula munculnya
bid’ah ialah bid’ah
kaum khawarij
dan Rawafidl .
Bid’ah
ini terjadi setelah timbulnya
fitnah Abdullah bin Saba’ dan terbunuhnya Utsman radhiyallohu'anhu
Kaum khawarij telah mengakfirkan
Ali dan mereka mnyatakan diri keluar
dari kelompok Ali sedangakan kaum Rawafidl mengakui Imamh Ali
kema’shumannya kenabiannya dan bahkan sampai menuhankannya. Bid’ah-bid’ah tersebut terus berlanjut. Pada akhir
masa sahabat yakni pada masa pemerintahan Ibnu
Zubair dan
Abdul Malik timbullah Bid’ah Murji’ah dan Qodariyah. Kemudian pada masa Tabi’in yakni pada masa akhir pemerintahan
Bani Umayyah muncullah bid’ah Jahmiyah Musyabihah dan Mumatstsilah. Padahal semua
itu tidak pernah terjadi pada masa sahabat
. .
Sejak timbulnya fitnah kaum muslimin mulai memperhatikan pemerikasaan
sanad dan menyeleksi keadaan
rawi .
Hal ini disebabakn kaum salaf merasa
takut berdusta terhadap
Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam terutama setelah timbulnya berbagai aliran dan merajalelanya bid’ah.
Imam muslim meriwayatkan dari Ibnu
Sirin yg mengatakan “Mereka tidak pernah menanyakan tentang sanad tetapi setelah terjadi fitnah mereka berkata “Sebutkan
nama orang-orangmu kepada
kami!’ Maka diperhatikanlah Ahli Sunnah dan diteriama haditsnya dicermati
pula Ahli Bid’ah dan ditolak hadisnya
.” .
Ibnu Sirin juga pernah berkata “Sesungguhnya hadis ini
adl dien. Karena itu perhatikanlah dari siapa kalian mengambil
din kalian.” Upaya
utk memperhatikan hadits dari
segi riwayat
baru di mulai pada jaman fitnah. Pada masa ini ulama-ulama Sunnah mulai mengklasifikasikan siapa orang yg dapat diterima riwayatnya dan siapa yg di tolak. Maka orang yg mengikuti Sunnah diterima riwayatnya sedangkan Ahli Bid’ah di tolak kecuali
dgn persyaratan yg
berat. Sungguh jelas bahwa kebohongan telah tersebar dikalangan kaum Rafidlah. Karena itu Imam Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan tentang mereka “
Aku belum pernah melihat seorang pun dari kalangan pengikut aliran
sesat itu yg
lbh suka berdusta kecuali Rafidlah.”
Ketika timbul fitnah al-Mukhtar yg cenderung
Syi’ah tersebarlah kebohongan dan pemalsuan terhadap hadits
Nabi Sholallohu'alaihi wasallam. Iamm
Ahmad meriwayatkan dari Jabir bin
Nuh dan al-A’masy dari
Ibrahim an-Nakha’i yg mengatakan “
Sanad hadis perlu di pertanyakan pada masa Mukhtar.” Alasannya pada
zaman itu banyak terjadi kebohongan
atas diri Ali. Sebagaiman di riwayatkan oleh Syuraih dari
Abi Ishaq “Aku mendengar Khuzaimah bin Nashr al-Absiy
salah seorang sahabat Ali radhiyallohu'anhu pada masa Mukhtar berkata “Mengapa mereka berbuat begitu? Mudah-mudahan
Allah memerangi mereka. Golongan
mana yg mereka jelekan dan hadits mana yg mereka rusak?” Dengan dimulainya pemeriksaan terhadap sanad dan rawi
serta dipilah-pilahnya riwayat mereka maka muncullah identitas Ahli hadis yg berbeda dgn pengikut aliran lain. inilah awal mula lahirnya ilmu Musthalah Hadits atau kelompok Ahli Sunnah yg memperhatikan Hadits. Segala perkataan mereka dapat di percaya
krn mereka tidak pernah mengada-ada dan
tak pernah menelan pendapat aliran-aliran sesat.