Ceramah dalam rangka kumpul do'a bersama, bermunasabah atas berdirinya
Jepara yang ke-466, bertepatan di bulan
April 2015.
Ceramah mengagumkan, yang Ingsya
Allah akan membuka mata hati dan fikiran kita, sebagai bekal dalam menjalani hidup, beragama, dan berbangsa. Pengajian oleh KH. MAIMUN ZUBAIR, salah satu kyai paling sepuh dan Alim, Faqih serta Muharrik zaman ini.
berikut ini latar belakang sekaligus biografi KH. MAIMUN ZUBAIR yang di tulis oleh "Munawir
Aziz" di Web resmi NU.
Kiai Maimun lahir di
Sarang,
Rembang, pada 28 Oktober 1928. hingga saat ini beliau berumur 87 tahun. Kiai sepuh ini, mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang,
Jawa Tengah. Kiai Maimun merupakan putra dari Kiai
Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih pula. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh
Hasan al-Yamani al-Makky.
Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai Maimun Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo,
Kediri, di bawah bimbingan Kiai
Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.
Pada umur 21 tahun, Maimun Zubair melanjutkan belajar ke
Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai
Ahmad bin Syuáib. Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada
Sayyid Alawi bin
Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid
Amin al-Quthbi, Syekh Yasin
Isa al-Fadani, Syekh
Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.
Kiai Maimun juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di tanah Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum
Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai
Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai
Abdullah Abbas Buntet (
Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (
Tuban), dan beberapa kiai lain. Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.
Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimun kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya. Pada
1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.
Selama hidupnya, Kiai Maimun memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota
MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro
Partai Persatuan Pembangunan (
PPP).
Politik dalam diri Kiai Maimun bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialoggkan
Islam dan kebangsaan. Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar fiqh sekaligus penggerak.
- published: 09 Oct 2015
- views: 34842