Komentar Ahok Terkait Penangkapan M. Sanusi, Anggota DPRD Fraksi Gerindra oleh KPK
Ahok: Saya Tahu
Sanusi Hidupnya Mewah, Jam
Tangan dan Mobilnya Miliaran.
Anggota DPRD
DKI Jakarta dari Partai
Gerindra, M Sanusi, tertangkap tangan oleh
KPK. Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang pernah jadi kader Gerindra mengaku cukup kenal dengan Sanusi.
"Ya saya tahu dia hidupnya mewah saja, jam tangan miliaran (
Rupiah), kalau ketemu mobilnya miliaran semua, mobil kelas atas, dia punya. Saya enggak tahu mungkin dia orang kaya kali," kata Ahok di Balai
Kota DKI, Jl
Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat, Jumat (1/4/2016).
Ahok mengaku baru mendengar kabar penangkapan Sanusi dari berita saja. Ahok kemudian menyarankan kepada para pejabat publik agar transparan tentang kekayaan.
Sanusi yang akrab disapa
Bang Uci ini dicokok KPK. Ketua KPK
Agus Rahardjo yang dikonfirmasi mengaku akan membeberkannya dalam keterangan pers.
Partai Gerindra yang menaungi Sanusi menyatakan Sanusi bisa dipecat dari Partai dan tidak akan memberikan bantuan hukum.
Ruang kerja pria yang Ketua Komisi D (Bidang Pembangunan) DPRD DKI ini juga telah disegel penyidik KPK.
Sumber:
http://goo.gl/qRNG6r
===============
Bertopeng Islami dan Ingin Terapkan Syariat
Islam Bila Jadi Gubernur DKI, Sanusi (Adik M. Taufik) Ternyata “
Garong” NKRI.
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Mohamad Sanusi, sempat mengungkapkan keinginannya untuk menerapkan Syariat Islam di
Jakarta apabila terpilih dalam Pilkada DKI 2017.
Namun, keinginan tersebut sepertinya hanya dijadikan kedok untuk merebut simpati umat mayoritas di Jakarta. Pasalnya, semalam, Kamis (31/02/2016), Anggota DPRD DKI Jakarta itu ditangkap tangan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Padahal, jika betul-betul ditegakkan hukum Islam, tangan dia bisa dipotong.
Sanusi mengatakan, Jakarta tak hanya berperan sebagai ibu kota negara, melainkan juga pusat pemerintahan, ekonomi, budaya, dan metropolitan. Oleh karena itu, penting untuk mencari formula yang tepat, meskipun tidak seperti sistem Syariat di
Aceh.
"Mengangkat kondisi yang lebih baik, wajar saja.
Tapi, ini bukan syariat seperti di Aceh, bukan. Syariat yang membuat Jakarta jadi lebih kondusif lagi. Gubernur yang dulu-dulu muslim, tidak ada apa-apa, berjalan baik atau ramai-ramai. Itu yang diharapkan pada umumnya," kata Sanusi seminggu lalu, Jumat, (25/03/2016).
Mimpi Sanusi bertarung di Pilkada DKI 2017 bakal pupus karena berususan dengan KPK. Dia diduga terlibat persekongkolan untuk penghentian pengusutan kasus korupsi. Sanusi saat ini menduduki posisi Ketua Komisi D
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
Sumber: http://goo.gl/a7W5US
=========
Kader Gerindra diciduk KPK, Ruhut sebut maling teriak maling.
Politikus Demokrat Ruhut Sitompul angkat bicara terkait diamankannya anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra,
Mohammad Sanusi oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (
OTT), Kamis (31/3) kemarin. Ruhut mengatakan, Gerindra seperti kebakaran jenggot, karena kerap mengkritik dan menuduh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlibat kasus korupsi RS Sumber
Waras.
"Karena itu partai politik, belajarlah dari kesalahan. Nunjuk hidung sendiri sebelum tunjuk hidung orang lain. Apa lagi Gerindra yang selalu tunjuk orang lain seperti Gubernur Ahok.
Tuhan tidak tutup mata.
Maling teriak maling. Ini pelajaran bagi Gerindra yang kebakaran jenggot," kata Ruhut.
"Mereka punya kader yang bersih seperti Ahok. Dia berlian di antara lumpur," sambungnya.
Menurut Ruhut Gerindra harus benar-benar memastikan semua kadernya bersih baru menuduh orang lain korupsi. Dengan seloroh dia menyebut kodok dan kecebong yang dipelihara Presiden
Jokowi di
Istana Bogor tertawa melihat kader Gerindra yang sok suci.
"Jangan sok bersih.
SBY pernah 10 tahun. Gerindra belum pernah kan. Saya lewat depan Istana Bogor nih, kecebong dan kodok Pak Jokowi ketawa melihat politisi yang sok suci dan bersih," pungkas dia.
Sumber: http://goo.gl/34bJii