Karena ketidakpuasan dengan pihak penguasa setempat yang melakukan kontrak dengan Sumber Semen Tiongkok untuk konstruksi pembakaran sampah, pada tanggal 6, lebih dari 6000 penduduk desa kota Long, Luoding, Provinsi Guangdong mendatangi Sumber Semen Tiongkok, mereka membawa spanduk dan slogan meminta konstruksi dibatalkan. Hari berikutnya, puluhan ribu penduduk yang marah membawa tongkat, sekop, batu, botol air minum, memblokade jalan di sekeliling kantor pemerintah, merusak Sumber Semen Tiongkok dan kantor polisi terdekat, dan merusak lima mobil. Di hari yang sama, sekolah dan taman kanak-kanak di Kota Long, mogok demi solidaritas. [Lee, Penduduk Kota Long, Luoding]: "Polisi membawa gas air mata, tiga di hari pertama, keesokan harinya lebih dari 20 karena jumlah penduduk melewati puluhan ribu, kita memukulnya, mereka tidak cukup tenaga, kemudian lebih dari 40 mobil polisi datang penuh dengan senjata, kita berkumpul lebih banyak lagi di sore hari, dan dua pintu kantor kami hancurkan, mobil polisi juga kami rusak." Ibu Lee, datang dari Kota Long, Luoding, berkata konflik dua hari ini terjadi antara polisi dan penduduk, diperkirakan setidaknya 200 penduduk desa terluka atau ditangkap, katanya, polisi bahkan memukul orang tua dan anak-anak. Malam hari tanggal 7, walikota mengumumkan penghentian sementara konstruksi pabrik pembakaran sampah. Tetapi penduduk lokal berkata, mereka tidak melihat pengumuman resmi penghentian sementara di proyek pabrik, televisi atau telefon seluler tidak menerima informasi terkait juga, mereka mencurigai pejabat hanya janji kosong belaka. Tanggal 8, hampir ribuan penduduk terus memenuhi jalan untuk protes, sekolah dasar setempat terus melancarkan mogok solidaritas. Malam harinya, penguasa Guangdong mengirim ribuan polisi bersenjata pistol masuk ke Kota Long, menekan dan menangkap penduduk. Penduduk lokal berkata setelah tengah malam, mereka bersembunyi di rumah, takut untuk bepergian. Penguasa Luoding kembali mengeluarkan pengumuman di situs resmi pada tanggal 8 malam, berkata, proyek tidak akan dilaksanakan karena kesalahpahaman, untuk mengurangi kesalahpahaman, penguasa memutuskan membatalkan proyek terkait. Baru-baru ini, tanggal 4 dan 5 April, bentrokan kembali terjadi antara polisi dan rakyat yang disebabkan oleh polusi lingkungan, terjadi di daerah industri kimia dekat Kota Tongliao Naiman. Ratusan penduduk mengepung pabrik kimia menolak polusi, ditekan oleh ribuan polisi khusus menggunakan gas air mata dan pentungan. Ratusan penduduk terluka dan ditangkap, penduduk yang marah, merusak mobil polisi dan pejabat. Kedua belah pihak menjauhkan diri selama dua hari. Penduduk Tongliao Naiman, Tuan Wang berkata pabrik kimia di daerah Naiman telah dibangun lebih dari 10 tahun, bulan Mei lalu, media mengekspos fakta bahwa pabrik kimia dibuang langsung ke gurun, menyebabkan polusi serius pada air tanah. Setelahnya, pabrik kimia ditangguhkan, tetapi akhir tahun lalu, pabrik kimia itu dibuka kembali. Penduduk desa mulai protes dengan mengepung pabrik sejak 20 Maret. [Wang, Penduduk Tongliao]: "Membuang air sampah, menyebabkan warna air tidak sama dengan air biasanya, dekat pohon buah telah layu, tidak mungkin dapat menanam tanaman, juru bicara pemerintah dan pejabat dari EPA datang untuk wawancara dan berkata, mereka akan menghentikan pabrik untuk perbaikan, tetapi pada saat itu situasi tidak begitu tegang, pabrik kembali berjalan tanpa perbaikan. Penduduk sangat marah, kemudian pemerintah mengirim polisi khusus untuk membubarkan mereka." "Pusat Informasi Hak Asasi Manusia Mongolia Selatan (SMHRIC)" berlokasi di Amerika Serikat, mengumumkan bahwa masalah protes anti polusi di Desa Naiman, telah menyebabkan satu orang meninggal dan puluhan lainnya ditangkap. Setelah konflik dua hari berturut-turut, penguasa setempat mengeluarkan pengumuman tanggal 6, berkata: pabrik kimia Naiman akan dipindahkan secara total. Akan tetapi, dalam dua kasus, meskipun penguasa membuat konsensus sementara, tetapi tidak ada satupun merupakan keputusan akhir. Wang berkata setelah berita polisi menekan penduduk desa terekspos ke media luar negeri, pemerintah setempat dipaksa oleh tekanan internasional untuk mengizinkan penutupan dan pemindahan pabrik, tetapi setelahnya, dua penduduk yang menerima wawancara media luar ditangkap. Satu diantaranya dilepaskan tanggal 8, yang lainnya ditahan selama 15 hari. Dimengerti bahwa ada 19 pabrik kimia lokal yang membuang gas dan sampah. Dalam 12 tahun, penduduk yang tak terhitung jumlahnya menderita akibat kanker, ibu hamil keguguran, pohon buah-buahan mati, tetapi penduduk lokal yang mengajukan petisi di Departemen Petisi di segala tingkat, tidak diindahkan. Ledakan pabrik terjadi tahun lalu, telah menarik perhatian media PKT, tetapi penguasa setempat tidak melakukan apapun untuk mengatasi emisi polusi dari pabrik kimia.

• published: 27 Apr 2015
• views: 0