Wanita Jiangxi Menuntut PKT atas Sterilisasi Paksa
- Duration: 4:09
- Updated: 07 Feb 2015
Xia Runying adalah isteri seorang petani di Kota Hanglong, Kecamatan Dayu, Kabupaten Guanzhou dari Provinsi Jiangxi. Dia dipaksa melakukan sterilisasi oleh petugas keluarga berencana lokal. Pembedahan itu menurunkan kesehatan Xia, dia tidak lagi dapat bekerja kasar. Xia dan keluarganya menuntut kompensasi dan pengobatan gratis dari keluarga berencana berkali-kali, tetapi disia-siakan oleh petugas.
Pada 7 Januari 2015, di Pengadilan Menengah Kota Nanchang, Xia mendaftarkan tuntutan hukum kepada pemerintah atas paksaan operasi tubal ligasi [PENGIKATAN SALURAN INDUNG TELUR]. Ada lima badan pemerintah yang dituntut, Komite Keluarga Berencana Provinsi Jiangxi, Komite Keluarga Berencana Kotapraja Ganzhou, Komite Keluarga Berencana Kecamatan Dayu, Pemerintah Kota Hanglong, dan klinik Keluarga Berencana Kecamatan Dayu.
Dalam suratnya, Xia menuntut dengan tegas bahwa paksaan operasi tubal ligasi itu adalah tindakan melanggar hukum, dan minta kompensasi kerugian psikologis seperti bebas pengobatan dan bantuan biaya hidup.
Voice of America berbahasa Tionghoa melaporkan bahwa para pemrotes telah lama melakukan petisi lewat permohonan ke pemeritahan PKT tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, Xia Runying melakukan tanpa minta tolong kepada PKT. Alih-alih dia mendaftarkan tuntutan kepada pemerintah. Ini adalah dimulainya tren baru, kata laporan itu.
Xiong Jing, seorang aktivis mengatakan hal yang dialami Xia itu sering terjadi di Tiongkok. “Tetapi dia adalah yang pertama kali mengajukan tuntutan hukum ke pemerintah minta kompensasi. Saya pikir ini sunguh penting dan dapat mendorong wanita Tionghoa lainnya melakukan hal yang sama,” kata Xiong
Lu Miaoqing, kuasa hukum Xia mengatakan, tindakan paksaan dari badan keluarga berencana adalah ilegal. Pengadilan PKT mau menerima tuntutan semacam itu melalui prosedur diluar hukum. Kecuali yang ini, tuntutan Xia ditolak oleh pengadilan, dengan alasan penyakit Xia tak ada kaitannya dengan sterilisasi paksa.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Operasi tubal ligasi itu dilakukan pada 10 April. Tiga bulan kemudian, isteri memgalami pendarahan hebat waktu menstruasi. Jelas akibat dari sterilisasi paksa itu. Beratnya turun 15 kilogram, dari 51 kilogram menjadi 35,5 kilogram. Dokter mengatakan ada kongesti dalam tubuhnya di tempat operasi itu.”
Menurut China Business News, Xia Runying menceritakan seperi berikut dalam surat tuntutannya. Pada 10 April 2012 pagi dia dibawa paksa oleh lebih dari 20 orang petugas ke Klinik Keluarga Berencana Dayu. Xia menolak menanda tangani persetujuan operasi, dia menderita anemia dan minta sterilisasi dengn cincin, bukannya operasi tubal ligasi. Permintaannya itu ditolak, dan dipaksa harus mau operasi tubal ligasi meski tanpa tanda tangan persetujuan ataupun tanpa pemeriksaan awal dengan B-ultrasound.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Empat orang mengangkat dia ke ruang operasi. Bahkan mereka mengatakan akan mengikatnya bila menolak dioperasi. Pemerintah berhak melakukan hal ini. Saya diintimidasi agar menanda tangani persetujuan operasi. Di klinik, mereka juga mengatakan, ‘ketika kita menangkap anda hari ini, anda harus mau dioperasi tak peduli anda setuju atau tidak’.”
Segera setelah operasi ligasi, kesehatan Xia Runying menurun. Dia menderita imunitas yang rendah, mulas-mulas, batuk darah, leher serak yang kronis dan infeksi saluran nafas. Dia didiagnosa menderita peradangan pinggul dan penyakit-penyakit lainnya.
Setelah menderita cacat, Xia menuntut badan keluarga berencana pengobatan gratis untuk penyakitnya. Namun para petugas menolak bertanggung jawab dan mengintimidasi keluarga Xia.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Kami minta bantuan biaya hidup sebagai kompensasi. Meraka menjawab: ’bagaimana kalau kamu mengubur isterimu saja demi Partai Komunis’, dan juga mengatakan akan memanggil polisi bila kami datang lagi”
Setelah itu, Xia mengajukan permohonan untuk pemeriksaan dan pengobatan komplikasi akibat operasi itu. Namun, pemerintah tingkat kecamatan dan provinsi semuanya menyatakan penyakit Xia itu bukan komplikasi karena operasi itu.
Hal ini tak dapat diterima, dan Xia Runying akhirnya mendaftarkan tuntutan hukum ke semua badan pemerintah yang terlibat.
http://wn.com/Wanita_Jiangxi_Menuntut_PKT_atas_Sterilisasi_Paksa
Xia Runying adalah isteri seorang petani di Kota Hanglong, Kecamatan Dayu, Kabupaten Guanzhou dari Provinsi Jiangxi. Dia dipaksa melakukan sterilisasi oleh petugas keluarga berencana lokal. Pembedahan itu menurunkan kesehatan Xia, dia tidak lagi dapat bekerja kasar. Xia dan keluarganya menuntut kompensasi dan pengobatan gratis dari keluarga berencana berkali-kali, tetapi disia-siakan oleh petugas.
Pada 7 Januari 2015, di Pengadilan Menengah Kota Nanchang, Xia mendaftarkan tuntutan hukum kepada pemerintah atas paksaan operasi tubal ligasi [PENGIKATAN SALURAN INDUNG TELUR]. Ada lima badan pemerintah yang dituntut, Komite Keluarga Berencana Provinsi Jiangxi, Komite Keluarga Berencana Kotapraja Ganzhou, Komite Keluarga Berencana Kecamatan Dayu, Pemerintah Kota Hanglong, dan klinik Keluarga Berencana Kecamatan Dayu.
Dalam suratnya, Xia menuntut dengan tegas bahwa paksaan operasi tubal ligasi itu adalah tindakan melanggar hukum, dan minta kompensasi kerugian psikologis seperti bebas pengobatan dan bantuan biaya hidup.
Voice of America berbahasa Tionghoa melaporkan bahwa para pemrotes telah lama melakukan petisi lewat permohonan ke pemeritahan PKT tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, Xia Runying melakukan tanpa minta tolong kepada PKT. Alih-alih dia mendaftarkan tuntutan kepada pemerintah. Ini adalah dimulainya tren baru, kata laporan itu.
Xiong Jing, seorang aktivis mengatakan hal yang dialami Xia itu sering terjadi di Tiongkok. “Tetapi dia adalah yang pertama kali mengajukan tuntutan hukum ke pemerintah minta kompensasi. Saya pikir ini sunguh penting dan dapat mendorong wanita Tionghoa lainnya melakukan hal yang sama,” kata Xiong
Lu Miaoqing, kuasa hukum Xia mengatakan, tindakan paksaan dari badan keluarga berencana adalah ilegal. Pengadilan PKT mau menerima tuntutan semacam itu melalui prosedur diluar hukum. Kecuali yang ini, tuntutan Xia ditolak oleh pengadilan, dengan alasan penyakit Xia tak ada kaitannya dengan sterilisasi paksa.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Operasi tubal ligasi itu dilakukan pada 10 April. Tiga bulan kemudian, isteri memgalami pendarahan hebat waktu menstruasi. Jelas akibat dari sterilisasi paksa itu. Beratnya turun 15 kilogram, dari 51 kilogram menjadi 35,5 kilogram. Dokter mengatakan ada kongesti dalam tubuhnya di tempat operasi itu.”
Menurut China Business News, Xia Runying menceritakan seperi berikut dalam surat tuntutannya. Pada 10 April 2012 pagi dia dibawa paksa oleh lebih dari 20 orang petugas ke Klinik Keluarga Berencana Dayu. Xia menolak menanda tangani persetujuan operasi, dia menderita anemia dan minta sterilisasi dengn cincin, bukannya operasi tubal ligasi. Permintaannya itu ditolak, dan dipaksa harus mau operasi tubal ligasi meski tanpa tanda tangan persetujuan ataupun tanpa pemeriksaan awal dengan B-ultrasound.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Empat orang mengangkat dia ke ruang operasi. Bahkan mereka mengatakan akan mengikatnya bila menolak dioperasi. Pemerintah berhak melakukan hal ini. Saya diintimidasi agar menanda tangani persetujuan operasi. Di klinik, mereka juga mengatakan, ‘ketika kita menangkap anda hari ini, anda harus mau dioperasi tak peduli anda setuju atau tidak’.”
Segera setelah operasi ligasi, kesehatan Xia Runying menurun. Dia menderita imunitas yang rendah, mulas-mulas, batuk darah, leher serak yang kronis dan infeksi saluran nafas. Dia didiagnosa menderita peradangan pinggul dan penyakit-penyakit lainnya.
Setelah menderita cacat, Xia menuntut badan keluarga berencana pengobatan gratis untuk penyakitnya. Namun para petugas menolak bertanggung jawab dan mengintimidasi keluarga Xia.
[Liao Xiaohua, Suami Xia Runying]:
“Kami minta bantuan biaya hidup sebagai kompensasi. Meraka menjawab: ’bagaimana kalau kamu mengubur isterimu saja demi Partai Komunis’, dan juga mengatakan akan memanggil polisi bila kami datang lagi”
Setelah itu, Xia mengajukan permohonan untuk pemeriksaan dan pengobatan komplikasi akibat operasi itu. Namun, pemerintah tingkat kecamatan dan provinsi semuanya menyatakan penyakit Xia itu bukan komplikasi karena operasi itu.
Hal ini tak dapat diterima, dan Xia Runying akhirnya mendaftarkan tuntutan hukum ke semua badan pemerintah yang terlibat.
- published: 07 Feb 2015
- views: 28