“REALITAS AKTIFIS PRO-DEMOKRASI PAPUA BARAT DALAM SECANGKIR KOPI”
(Oleh: Angin Kurima)
Kopi Arabika, Kopi Sariprima, Kopi Luwak, Kopi Kapal Api, Kopi Cenderawasih, Kopi Torabika dll alangkah nikmatnya. Namun, di balik secangkir kopi yang sedap tersimpan pergulatan panjang “Para Aktifis Pro-Demokrasi”di Tanah Papua.
Kedai kopi lokal itu butuh militansi tersendiri untuk menyajikan biji kopi paling enak dari negeri sendiri, yaitu Negeri Cenderawasih.
Kedai kopi “YOGOTAK” adalah salah satu fenomena menarik soal “Kebangkitan dan Nasionalisme di kedai kopi lokal di tengah keriuhan kedai-kedai kopi nasional maupun internasional yang mendominasi setiap sudut kota di Tanah Papua.
Pada tahun keempat sejak berdiri, dengan ketekunan dua anak muda pendirinya, kedai kopi “YOGOTAK” kini memiliki empat kedai di Papua. Di papan nama di setiap kedai diusung tagline: ”Kopi Papua”. Di situlah soalnya kemudian.
Dengan fokus pada kopi lokal spesial (specialty coffee) dari lima single origin di Papua itu, kedai kopi ini nyatanya sanggup mencuri sorotan lampu panggung dari kalangan penikmat kopi spesial di Bumi Cenderawasi Papua.
Kedai lokal di ranah “specialty coffee” yang dengan kesadaran penuh mengusung kopi Papua kini semakin marak. Kedai kopi seperti “YOGOTAK” di berbagai sudut kota di Papua, apalagi pada akhir pekan, dipenuhi pengunjung, kalangan elite, abangan dan juga pelajar, pemuda dan aktifis yang sering menamakan diri dengan “Aktifis Pro-Demokari”. Cangkir demi cangkir kopi yang harum dirayakan penuh sukacita di kedai-kedai lokal tersebut.
